Dua peneliti Universitas Jember (Unej) di Jember, Jawa Timur, masuk dalam daftar 2 persen ilmuwan berpengaruh di dunia tahun 2024 versi Stanford University bersama Elsevier BV yang telah dirilis pada pekan ini.
Keduanya adalah Prof Bambang Kuswandi dari Fakultas Farmasi dan Dr Mochamad Asrofi dari Fakultas Teknik. Istimewanya, dari 150 orang peneliti Indonesia yang masuk daftar tersebut, Prof Bambang berada di peringkat keenam.
"Alhamdulillah berkat dukungan semua pihak maka peneliti Unej konsisten masuk dalam daftar 2 persen ilmuwan berpengaruh di dunia versi Stanford University bersama Elsevier BV," kata Bambang Kuswandi di Kampus Unej, Jember, Selasa.
Bambang yang juga pakar di bidang Sensor dan Bio Sensor, pencapaian tahun ini berarti mengulangi keberhasilannya selama tiga tahun berturut-turut berada di kelompok sepuluh besar peneliti Indonesia yang masuk dalam daftar pemeringkatan tersebut. Sedangkan bagi Mochamad Asrofi tahun ini menjadi tahun kedua masuk dalam daftar peneliti dunia yang produktif dari Indonesia.
"Semoga keberhasilan kami berdua menjadi pemicu makin banyak peneliti Unej yang produktif meneliti dan mempublikasikan di jurnal ilmiah bereputasi khususnya jurnal ilmiah bertaraf internasional," ucap Bambang yang juga Wakil Rektor IV bidang Perencanaan Kerja Sama dan Sistem Informasi Unej.
Daftar 2 persen ilmuwan berpengaruh di dunia versi Stanford University bersama Elsevier BV mencatat rekam jejak para peneliti dunia yang aktif melakukan penelitian dan publikasi di jurnal ilmiah bereputasi tingkat internasional.
Data yang dicatat semisal informasi mengenai jumlah publikasi internasional, metrik kutipan dan lainnya. Para ilmuwan dikelompokkan dalam 22 bidang ilmu dan 174 sub bidang ilmu.
Dari data yang ada, penelitian yang dihasilkan oleh Prof Bambang Kuswandi telah disitasi atau dirujuk oleh 3.977 para peneliti di seluruh dunia. Sementara itu ada 2.599 peneliti yang menjadikan penelitian Mochamad Asrofi sebagai rujukan.
Uniknya, kedua peneliti Unej itu juga menyempatkan berkolaborasi bersama, yakni Bambang Kuswandi meneliti sensor makanan, sedangkan Mochamad Asrofi meneliti kemasan makanannya karena peneliti muda Fakultas Teknik itu fokus pada pengembangan material berbahan organik atau biodegradable.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Keduanya adalah Prof Bambang Kuswandi dari Fakultas Farmasi dan Dr Mochamad Asrofi dari Fakultas Teknik. Istimewanya, dari 150 orang peneliti Indonesia yang masuk daftar tersebut, Prof Bambang berada di peringkat keenam.
"Alhamdulillah berkat dukungan semua pihak maka peneliti Unej konsisten masuk dalam daftar 2 persen ilmuwan berpengaruh di dunia versi Stanford University bersama Elsevier BV," kata Bambang Kuswandi di Kampus Unej, Jember, Selasa.
Bambang yang juga pakar di bidang Sensor dan Bio Sensor, pencapaian tahun ini berarti mengulangi keberhasilannya selama tiga tahun berturut-turut berada di kelompok sepuluh besar peneliti Indonesia yang masuk dalam daftar pemeringkatan tersebut. Sedangkan bagi Mochamad Asrofi tahun ini menjadi tahun kedua masuk dalam daftar peneliti dunia yang produktif dari Indonesia.
"Semoga keberhasilan kami berdua menjadi pemicu makin banyak peneliti Unej yang produktif meneliti dan mempublikasikan di jurnal ilmiah bereputasi khususnya jurnal ilmiah bertaraf internasional," ucap Bambang yang juga Wakil Rektor IV bidang Perencanaan Kerja Sama dan Sistem Informasi Unej.
Daftar 2 persen ilmuwan berpengaruh di dunia versi Stanford University bersama Elsevier BV mencatat rekam jejak para peneliti dunia yang aktif melakukan penelitian dan publikasi di jurnal ilmiah bereputasi tingkat internasional.
Data yang dicatat semisal informasi mengenai jumlah publikasi internasional, metrik kutipan dan lainnya. Para ilmuwan dikelompokkan dalam 22 bidang ilmu dan 174 sub bidang ilmu.
Dari data yang ada, penelitian yang dihasilkan oleh Prof Bambang Kuswandi telah disitasi atau dirujuk oleh 3.977 para peneliti di seluruh dunia. Sementara itu ada 2.599 peneliti yang menjadikan penelitian Mochamad Asrofi sebagai rujukan.
Uniknya, kedua peneliti Unej itu juga menyempatkan berkolaborasi bersama, yakni Bambang Kuswandi meneliti sensor makanan, sedangkan Mochamad Asrofi meneliti kemasan makanannya karena peneliti muda Fakultas Teknik itu fokus pada pengembangan material berbahan organik atau biodegradable.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024