Dokter spesialis anak dari Universitas Gajah Mada dr. Fitria Mahrunnisa, M.Sc., Sp.A, menyarankan orang tua membangun aturan makan untuk mengatasi anak yang suka pilah-pilih makanan.
“Beberapa penelitian melaporkan hubungan antara kualitas pola makan anak dan pola makan ibu selama kehamilan dan menyusui. Jika seorang ibu memiliki preferensi bawaan terhadap beberapa jenis makanan, misalnya makanan manis, hal ini dapat memengaruhi makanan yang mereka pilih,” kata Fitria saat dihubungi ANTARA di Jakarta melalui pesan singkat, Rabu.
Jika anak sudah terlanjur picky eater atau hanya mau makanan tertentu, orang tua bisa menggunakan cara responsive feeding (mengenali kapan anak lapar dan kenyang) serta mencampurkan makanan dengan apa yang menjadi kesukaan anak.
Pilah-pilih makanan bisa menyebabkan kekurangan gizi lengkap yang dibutuhkan tubuh hingga dewasa.
“Resiko nya adalah kekurangan zat gizi baik makro atau mikro tertentu yang berakibat pada kurang gizi bahkan stunting jika dibiarkan terlalu lama,” kata Fitri.
Fitria mengatakan anak yang hanya mengonsumsi makanan tertentu bisa jadi kekurangan gizi yang dibutuhkan seperti karbohidrat, lemak, protein dan zat gizi lainnya seperti zat besi, zinc dan multivitamin.
Anak juga akan mengalami defisiensi nutrien tertentu yang mengakibatkan masalah kesehatan saat anak tumbuh besar. Salah satunya yang sering terjadi pada anak adalah anemia.
Selain itu, kebiasaan anak hanya mau makanan tertentu, seperti lebih suka makanan kerupuk atau menolak tekstur daging, juga bisa berlanjut hingga anak bertambah usia.
“Jika anak tetap dibiarkan hanya suka makan jenis tertentu, misalkan nasi telur saja, atau makan dengan lauk yang digoreng saja tentu dapat menetap sampai usia yang lebih besar,” kata Fitria.
Dokter yang juga dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta itu mengatakan orang tua harus tetap membiasakan anak makan makanan beragam, karena preferensi makan orang tua terutama ibu sangat memengaruhi kebiasaan makan atau rasa pada anak.
Menurut penelitian, Fitria mengatakan ciri-ciri pola makan ibu mempengaruhi 30 persen variasi kualitas pola makan anak, bahkan sejak masa kehamilan dan menyusui.
“Beberapa penelitian melaporkan hubungan antara kualitas pola makan anak dan pola makan ibu selama kehamilan dan menyusui. Jika seorang ibu memiliki preferensi bawaan terhadap beberapa jenis makanan, misalnya makanan manis, hal ini dapat memengaruhi makanan yang mereka pilih,” kata Fitria saat dihubungi ANTARA di Jakarta melalui pesan singkat, Rabu.
Jika anak sudah terlanjur picky eater atau hanya mau makanan tertentu, orang tua bisa menggunakan cara responsive feeding (mengenali kapan anak lapar dan kenyang) serta mencampurkan makanan dengan apa yang menjadi kesukaan anak.
Pilah-pilih makanan bisa menyebabkan kekurangan gizi lengkap yang dibutuhkan tubuh hingga dewasa.
“Resiko nya adalah kekurangan zat gizi baik makro atau mikro tertentu yang berakibat pada kurang gizi bahkan stunting jika dibiarkan terlalu lama,” kata Fitri.
Fitria mengatakan anak yang hanya mengonsumsi makanan tertentu bisa jadi kekurangan gizi yang dibutuhkan seperti karbohidrat, lemak, protein dan zat gizi lainnya seperti zat besi, zinc dan multivitamin.
Anak juga akan mengalami defisiensi nutrien tertentu yang mengakibatkan masalah kesehatan saat anak tumbuh besar. Salah satunya yang sering terjadi pada anak adalah anemia.
Selain itu, kebiasaan anak hanya mau makanan tertentu, seperti lebih suka makanan kerupuk atau menolak tekstur daging, juga bisa berlanjut hingga anak bertambah usia.
“Jika anak tetap dibiarkan hanya suka makan jenis tertentu, misalkan nasi telur saja, atau makan dengan lauk yang digoreng saja tentu dapat menetap sampai usia yang lebih besar,” kata Fitria.
Dokter yang juga dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta itu mengatakan orang tua harus tetap membiasakan anak makan makanan beragam, karena preferensi makan orang tua terutama ibu sangat memengaruhi kebiasaan makan atau rasa pada anak.
Menurut penelitian, Fitria mengatakan ciri-ciri pola makan ibu mempengaruhi 30 persen variasi kualitas pola makan anak, bahkan sejak masa kehamilan dan menyusui.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024