Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur memberikan edukasi khusus kepada guru pendamping sekolah inklusi pada jenjang TK, SD, dan SMP guna meningkatkan strategi pendampingan.

Penjabat Wali Kota Kediri Zanariah mengemukakan di Kota Kediri sejak tahun 2017 telah membuka PPDB jalur inklusi di delapan SD negeri dan tiga SMP negeri. Seiring berjalannya waktu, bertambah sekolah yang mengimplementasikan pendidikan inklusi.

"Dengan meningkatnya penerapan pendidikan inklusi di berbagai sekolah menjadi penting. Untuk melibatkan guru-guru pendamping khusus dalam diskusi mendalam mengenai praktik terbaik, tantangan, dan kebutuhan," katanya di Kediri, Kamis.

Ia menambahkan, sesuai data dari Dinas Pendidikan Kota Kediri, sudah ada 41 TK, 36 SD, dan 18 SMP yang mengimplementasikan sekolah inklusi tersebut.

Dengan semakin banyaknya jumlah sekolah inklusi, ini juga didorong dengan adanya Permendikbudristek Nomor 48 Tahun 2023 perihal akomodasi yang layak untuk peserta didik penyandang disabilitas pada satuan pendidikan anak usia dini formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Peraturan ini juga menjadi pedoman unit layanan disabilitas.

Pj Wali Kota Kediri menambahkan sejak tahun 2017 hingga saat ini pasti ada banyak pengalaman yang dirasakan oleh para guru pendamping khusus dalam melaksanakan sekolah inklusi baik itu tantangan, hambatan, sekaligus strategi dan praktik terbaik yang ditemukan secara otodidak atau hasil brainstorming bersama.

Dimungkinkan selama ini collecting pengalaman dan penerapan strateginya hanya berkutat di internal sekolah saja, sehingga ada perbedaan treatment di masing-masing sekolah. Maka melalui FGD ini para guru pendamping khusus dapat berbagi cerita dalam mengelola kelas.

Pemkot meningkatkan strategi pendampingan ke sekolah inklusi dengan memberikan edukasi dan saling berbagi pengetahuan di antara guru sekolah inklusi, dengan harapan pengalaman dan strategi ini dapat melahirkan metode pembelajaran tepat di seluruh sekolah inklusi di Kota Kediri.

"Selain sharing session nanti juga akan ada sosialisasi dari tim unit layanan disabilitas. Saya harap seluruh peserta bisa berpartisipasi aktif. Semoga dari FGD ini dapat menghasilkan rekomendasi konstruktif dan terdeteksi kebutuhan apa saja yang perlu segera dipenuhi," kata dia.

Zanariah juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang mendukung terealisasinya sekolah inklusi di Kota Kediri, terutama kepada guru pendamping khusus. Diharapkan dengan upaya yang telah dilakukan pemkot, dapat mempermudah langkah dalam mengoptimalkan layanan sekolah inklusi.

"Terima kasih atas dedikasi yang telah dicurahkan dengan memberi pengajaran terbaik untuk para peserta didik. Kami memahami ini pasti bukan hal yang mudah dan tantangannya pun beragam. Besar harapan kita semua Kota Kediri senantiasa menjadi kota ramah anak tercipta suasana kesetaraan menjadi rumah yang nyaman," kata dia.

Dalam kesempatan tersebut, Pj Wali Kota Kediri juga memberikan santunan ke anak-anak.

Turut hadir dalam acara ini, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Anang Kurniawan, Ketua Dewan Pendidikan Kota Kediri Dyah Aziastuti, Ketua YLPA Kediri Heri Nurdianto, jajaran tim unit layanan disabilitas, dan tamu undangan lainnya.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024