Malang - Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, tahun ini akan memperbanyak jumlah jamban komunal yang dibangun karena sebagian masyarakat daerah itu masih banyak yang memanfaatkan sungai sebagai tempat mandi, cuci dan kakus (MCK). Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang Wasto, Senin mengakui, tahun ini pihaknya akan membangun empat jamban komunal (MCK terpadu) di empat kelurahan dari 57 kelurahan yang ada di daerah itu. "Tahun lalu kami membangun tiga jamban komunal di Kelurahan Mojolangu, Bandungrejosari dan Jatimulyo dan tahun ini rencananya tiga unit, namun lokasinya masih kita survei kelayakannya, sebab ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi sebagai lokasi jamban komunal," tegasnya. Kriteria untuk mendapatkan bantuan jamban komunal tersebut, kata Wasto, kelurahan bersangkutan harus padat penduduk, ketersediaan lahannya serta adanya komitmen lembaga di tingkat kelurahan yang bersedia melakukan perawatan. Ia mengemukakan, untuk membangun empat jamban komunal tersebut dibutuhkan biaya sekitar Rp1,2 miliar atau sebesar Rp300 juta untuk masing-masing jamban. Setiap unit jamban komunal itu diperkirakan mampu menampung limbah sekitar 100 kepala keluarga (KK). Cara kerja jamban komunal itu untuk proses pengolahan limbah (tinja). Setelah melalui proses pengolahan, kotoran yang sudah dinetralisir itu baru dialirkan ke sungai, agar tidak sampai terjadi pencemaran. Menurut dia, pembangunan jamban komunal tesrebut akan terus dilakukan setipa tahun, bahkan untuk mempercepat program itu tidak hanya mengandalkan anggaran dari daerah (APBD), tapi juga minta bantuan dari pemerintah pusat. "Di kota-kota besar terutama di luar negeri, sekarang jarang yang membuat jamban secara perorangan. Mereka membangun secara komunal guna meminimalkan dampak pencemaran lingkungan sekitarnya," katanya. Sebelumnya Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (BKBPM) Dr Djarot Esdy Sulistyono mengaku, Pemkot Malang bakal menjadi "pilot project" jamban komunal tersebut di sepuluh kelurahan.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012