Pemerintah Kota Mojokerto, Jawa Timur, menggelar seminar tentang bahaya perilaku seks dini pada remaja kepada pelajar yang ada di kota setempat.
Pj. Wali Kota Mojokerto Ali Kuncoro di Kota Mojokerto, Rabu, mengatakan seminar yang diikuti para pelajar di Kota Mojokerto tersebut dalam rangka menyongsong Indonesia Generasi Emas 2045.
"Salah satu masalah dalam mempersiapkan generasi emas adalah perilaku seks pada usia dini," katanya.
Ia mengatakan data survei terbaru bahwa kecenderungan masyarakat Indonesia menunda pernikahan, tidak ada menikah muda tetapi seks pranikah itu lazim terjadi.
Ia menuturkan perilaku anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sehingga peran orang tua sangat diperlukan di mana orang tua harus lebih terbuka dan anak bisa menyampaikan apa yang menjadi permasalahannya.
"Dari rumah, ibu sebagai madrasah anak dapat mengedukasi dengan bagus, lingkungan juga harus benar dan sekolah harus bisa memitigasi setiap kejadian di sekolah," katanya.
Dampak terjadinya seks pranikah seperti pengaruh psikologis, kematian ibu dan janin, serta sentimen negatif masyarakat.
"Hati-hati dengan pergaulan pilih teman yang baik, kalau ada teman yang tidak baik cukup tahu, cukup ditegur kalau tidak bisa, ya, sudah," katanya.
Ia menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan memberikan atensi lebih terhadap kasus seks pranikah.
"Permasalahan seperti ini mulai dipetakan, disisir dan dilakukan pendampingan, jika sudah ketemu diarahkan," katanya.
Dalam seminar yang diikuti perwakilan siswa SMP dan SMU se Kota Mojokerto ini menghadirkan Pulung Siswantara dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Pj. Wali Kota Mojokerto Ali Kuncoro di Kota Mojokerto, Rabu, mengatakan seminar yang diikuti para pelajar di Kota Mojokerto tersebut dalam rangka menyongsong Indonesia Generasi Emas 2045.
"Salah satu masalah dalam mempersiapkan generasi emas adalah perilaku seks pada usia dini," katanya.
Ia mengatakan data survei terbaru bahwa kecenderungan masyarakat Indonesia menunda pernikahan, tidak ada menikah muda tetapi seks pranikah itu lazim terjadi.
Ia menuturkan perilaku anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sehingga peran orang tua sangat diperlukan di mana orang tua harus lebih terbuka dan anak bisa menyampaikan apa yang menjadi permasalahannya.
"Dari rumah, ibu sebagai madrasah anak dapat mengedukasi dengan bagus, lingkungan juga harus benar dan sekolah harus bisa memitigasi setiap kejadian di sekolah," katanya.
Dampak terjadinya seks pranikah seperti pengaruh psikologis, kematian ibu dan janin, serta sentimen negatif masyarakat.
"Hati-hati dengan pergaulan pilih teman yang baik, kalau ada teman yang tidak baik cukup tahu, cukup ditegur kalau tidak bisa, ya, sudah," katanya.
Ia menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan memberikan atensi lebih terhadap kasus seks pranikah.
"Permasalahan seperti ini mulai dipetakan, disisir dan dilakukan pendampingan, jika sudah ketemu diarahkan," katanya.
Dalam seminar yang diikuti perwakilan siswa SMP dan SMU se Kota Mojokerto ini menghadirkan Pulung Siswantara dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024