Ketua Umum Begandring Soerabaia Achmad Zaki mengatakan peringatan Hari Juang Polri pada 21 Agustus menjadi rentetan tradisi kejuangan bagi masyarakat Surabaya.
"Karena sosok Inspektur Polisi M Jasin dan Polisi Istimewa sangat berperan besar pada perjuangan arek-arek Suroboyo kala itu," kata Zaki di Surabaya, Rabu.
Zaki mengungkapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya pada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo sudah meresmikan Hari Juang Polri yang jatuh pada 21 Agustus ini.
"Saya berterima kasih, dengan penetapan Hari Juang Polri oleh Bapak Kapolri. Ini menambah rangkaian perjuangan arek-arek Suroboyo pada 10 November menjadi Hari Pahlawan," katanya.
Baca juga: Pakar: Hari Juang Polri jadi penanda perjuangan Polri dan rakyat
Ia menceritakan bagaimana sosok M Jasin dan Polisi Istimewa menjadi salah satu pelecut terjadinya perlawanan 10 November. Tanpa M Jasin, tidak pernah ada gerakan 10 November di Surabaya, beliau adalah salah satu sosok yang menggerakkan arek-arek Suroboyo kala itu.
Setelah Jepang menyerah pada sekutu, seluruh senjata diduga sebanyak 30 ribu pucuk baik senapan atau pistol disita. Senjata tersebut ada yang diserahkan langsung oleh Jepang ke markas di Don Bosco atau sekarang digunakan sebagai sekolah St Louis. Senjata ini ditaruh digudang.
Kemudian, senjata sitaan tersebut dibagikan ke tentara BKR dan pejuang untuk melawan sekutu yang datang. Sosok M Jasin menjadi pelecut pejuang kala itu hingga akhirnya pecah perang 10 November.
"Tanpa M Jasin dan Polisi Istimewa 10 November mungkin tidak pernah ada," terangnya.
Pemerhati Sejarah Surabaya Nur Setiawan mengungkapkan peringatan Hari Juang Polri yang dilaksanakan pada 21 Agustus sangat tepat.
Ia menceritakan bagaimana patriotiknya M Jasin memproklamasikan Tokubetsu Keisatsu Tai, polisi khusus Jepang, menjadi Polisi Istimewa di bawah kedaulatan negara Indonesia kala itu.
"Hari Juang Polri menjadi sejarah kepolisian dan perjuangan Bangsa Indonesia," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Karena sosok Inspektur Polisi M Jasin dan Polisi Istimewa sangat berperan besar pada perjuangan arek-arek Suroboyo kala itu," kata Zaki di Surabaya, Rabu.
Zaki mengungkapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya pada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo sudah meresmikan Hari Juang Polri yang jatuh pada 21 Agustus ini.
"Saya berterima kasih, dengan penetapan Hari Juang Polri oleh Bapak Kapolri. Ini menambah rangkaian perjuangan arek-arek Suroboyo pada 10 November menjadi Hari Pahlawan," katanya.
Baca juga: Pakar: Hari Juang Polri jadi penanda perjuangan Polri dan rakyat
Ia menceritakan bagaimana sosok M Jasin dan Polisi Istimewa menjadi salah satu pelecut terjadinya perlawanan 10 November. Tanpa M Jasin, tidak pernah ada gerakan 10 November di Surabaya, beliau adalah salah satu sosok yang menggerakkan arek-arek Suroboyo kala itu.
Setelah Jepang menyerah pada sekutu, seluruh senjata diduga sebanyak 30 ribu pucuk baik senapan atau pistol disita. Senjata tersebut ada yang diserahkan langsung oleh Jepang ke markas di Don Bosco atau sekarang digunakan sebagai sekolah St Louis. Senjata ini ditaruh digudang.
Kemudian, senjata sitaan tersebut dibagikan ke tentara BKR dan pejuang untuk melawan sekutu yang datang. Sosok M Jasin menjadi pelecut pejuang kala itu hingga akhirnya pecah perang 10 November.
"Tanpa M Jasin dan Polisi Istimewa 10 November mungkin tidak pernah ada," terangnya.
Pemerhati Sejarah Surabaya Nur Setiawan mengungkapkan peringatan Hari Juang Polri yang dilaksanakan pada 21 Agustus sangat tepat.
Ia menceritakan bagaimana patriotiknya M Jasin memproklamasikan Tokubetsu Keisatsu Tai, polisi khusus Jepang, menjadi Polisi Istimewa di bawah kedaulatan negara Indonesia kala itu.
"Hari Juang Polri menjadi sejarah kepolisian dan perjuangan Bangsa Indonesia," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024