Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Ipuk Fiestiandani mengapresiasi dua organisasi masyarakat PC Aisyiyah dan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) setempat karena berkontribusi dalam pengelolaan air bersih di wilayah itu.
"Terima kasih kepada PC Aisyiyah dan PPDI yang telah berkontribusi pada pengelolaan air bersih dan program ini akan meningkatkan derajat kesehatan warga," katanya dalam keterangannya di Banyuwangi, Selasa.
Dua organisasi PC Aisyiyah dan PPDI Banyuwangi menggelar program pengelolaan air bersih untuk menjaga kualitas dan kuantitas air. Program ini bagian dari program pemberdayaan masyarakat untuk kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial di bidang Infrastruktur (GESIT) yang merupakan inisiatif Kemitraan Indonesia-Australia untuk Infrastruktur.
Pada program tersebut PC Aisyiyah menggelar pelatihan kualitas dan baku mutu air bagi kader perempuan, sementara PPDI melaksanakan pelatihan Mitigasi Penyelamatan Mata Air bagi para anggotanya.
"Pemkab memiliki perhatian khusus bagaimana menjaga air bersih, mulai dari Sekardadu menjaga kebersihan dan mata air di sekitar sungai, juga ada Mentari (Menjaga Mata Air) dengan meningkatkan sumber mata air di wilayah hulu, dan program yang dilakukan dua organisasi itu akan melengkapi pemkab," kata Bupati Ipuk.
Baca juga: Pemkab Banyuwangi gelar "Karnaval Merdeka" peringati HUT ke-79 RI
Sementara itu Ketua Tim Pelaksana PC Aisyiyah Banyuwangi Cahyaningsih mengemukakan pelatihan dipusatkan di Balai Desa Sidodadi yang diikuti oleh 25 kader pendamping air bersih dari beberapa desa di Kecamatan Wongsorejo.
Mereka dilatih menggunakan Ph meter dan Tds meter untuk mengukur tingkat kualitas air di lingkungannya oleh sanitarian.
"Dengan punya pengetahuan dan kemampuan dalam mengetahui kualitas air, maka perempuan sebagai ujung tombak rumah tangga bisa menjaga kesehatan keluarganya. Karena setiap hari mereka yang lebih banyak berkutat terkait pemanfaatan air seperti memasak, mencuci, dan sebagainya," kata Cahyaningsih.
Ketua Tim Pelaksana PPDI Banyuwangi Umar Asmoro mengungkapkan untuk penyandang disabilitas mendapatkan pelatihan Mitigasi Penyelamatan Mata Air di lokasi mata air Mengarang, Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah.
Mereka dilatih pemetaan mata air, identifikasi jenis pepohonan yang berada di sekitar mata air, bagaimana menjaga air dengan perlindungan alam melalui penanaman pohon yang menjadi tangkapan air, hingga advokasi kebijakan kepada pemerintah desa dalam perlindungan dan pelestarian alam.
"Harapan kami setelah semua peserta kembali ke desa masing-masing bisa memberikan kontribusi kepada warga desanya untuk ikut melestarikan mata air yang ada di daerahnya dan menjaga kelestarian alam, mengingat air adalah kebutuhan utama manusia”," kata Umar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Terima kasih kepada PC Aisyiyah dan PPDI yang telah berkontribusi pada pengelolaan air bersih dan program ini akan meningkatkan derajat kesehatan warga," katanya dalam keterangannya di Banyuwangi, Selasa.
Dua organisasi PC Aisyiyah dan PPDI Banyuwangi menggelar program pengelolaan air bersih untuk menjaga kualitas dan kuantitas air. Program ini bagian dari program pemberdayaan masyarakat untuk kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial di bidang Infrastruktur (GESIT) yang merupakan inisiatif Kemitraan Indonesia-Australia untuk Infrastruktur.
Pada program tersebut PC Aisyiyah menggelar pelatihan kualitas dan baku mutu air bagi kader perempuan, sementara PPDI melaksanakan pelatihan Mitigasi Penyelamatan Mata Air bagi para anggotanya.
"Pemkab memiliki perhatian khusus bagaimana menjaga air bersih, mulai dari Sekardadu menjaga kebersihan dan mata air di sekitar sungai, juga ada Mentari (Menjaga Mata Air) dengan meningkatkan sumber mata air di wilayah hulu, dan program yang dilakukan dua organisasi itu akan melengkapi pemkab," kata Bupati Ipuk.
Baca juga: Pemkab Banyuwangi gelar "Karnaval Merdeka" peringati HUT ke-79 RI
Sementara itu Ketua Tim Pelaksana PC Aisyiyah Banyuwangi Cahyaningsih mengemukakan pelatihan dipusatkan di Balai Desa Sidodadi yang diikuti oleh 25 kader pendamping air bersih dari beberapa desa di Kecamatan Wongsorejo.
Mereka dilatih menggunakan Ph meter dan Tds meter untuk mengukur tingkat kualitas air di lingkungannya oleh sanitarian.
"Dengan punya pengetahuan dan kemampuan dalam mengetahui kualitas air, maka perempuan sebagai ujung tombak rumah tangga bisa menjaga kesehatan keluarganya. Karena setiap hari mereka yang lebih banyak berkutat terkait pemanfaatan air seperti memasak, mencuci, dan sebagainya," kata Cahyaningsih.
Ketua Tim Pelaksana PPDI Banyuwangi Umar Asmoro mengungkapkan untuk penyandang disabilitas mendapatkan pelatihan Mitigasi Penyelamatan Mata Air di lokasi mata air Mengarang, Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah.
Mereka dilatih pemetaan mata air, identifikasi jenis pepohonan yang berada di sekitar mata air, bagaimana menjaga air dengan perlindungan alam melalui penanaman pohon yang menjadi tangkapan air, hingga advokasi kebijakan kepada pemerintah desa dalam perlindungan dan pelestarian alam.
"Harapan kami setelah semua peserta kembali ke desa masing-masing bisa memberikan kontribusi kepada warga desanya untuk ikut melestarikan mata air yang ada di daerahnya dan menjaga kelestarian alam, mengingat air adalah kebutuhan utama manusia”," kata Umar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024