Iran menyambut interaksi dengan semua negara, tetapi tidak akan tunduk pada tekanan, dan sesuai dengan aturan internasional berhak merespons serangan agresor, kata Presiden Iran Masoud Pezeshkian kepada Kanselir Jerman Olaf Scholz via telepon, Senin (12/8).

"Meski menyambut baik pengembangan hubungan dengan semua negara dan menekankan perlunya menyelesaikan masalah melalui negosiasi, Iran tidak akan pernah tunduk pada tekanan, sanksi, paksaan dan agresi," katanya di situs resmi presiden Iran.

"Lebih jauh lagi, sesuai dengan aturan internasional, Iran menganggap memiliki hak untuk merespons terhadap agresor."

Baca juga: Jet tempur F-22 AS tiba di Timur Tengah lawan eskalasi regional Iran

Pada akhir Juli, kepala biro politik gerakan Hamas Palestina Ismail Haniyeh dibunuh dalam serangan Israel di kediamannya di Teheran. Di ibu kota Iran itu, Haniyeh menghadiri pelantikan Pezeshkian.

Hamas menuding Israel dan Amerika Serikat bertanggung jawab atas kematian Haniyeh dan mengatakan bahwa serangan tersebut tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa pembalasan.

Perwakilan Israel mengatakan pihaknya tidak akan mengomentari pembunuhan Haniyeh. Sementara, Wakil Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Robert Wood mengatakan AS tidak terlibat dalam kematian Haniyeh.

Pada 31 Juli, surat kabar New York Times dengan mengutip beberapa sumber menyebutkan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei telah memerintahkan serangan langsung ke Israel sebagai tanggapan atas pembunuhan Haniyeh di Teheran.

Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani kemudian mengatakan dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB bahwa Teheran, sesuai dengan hukum internasional, berhak membela diri dengan merespons pembunuhan Haniyeh jika dianggap perlu.

Sumber: Sputnik-OANA

Pewarta: Katriana

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024