Kapten tim PSS Sleman Kim Jeffrey Kurniawan optimistis kualitas Liga Indonesia bisa naik level di kancah ASEAN bahkan Asia terlebih sudah mulai menerapkan Video Assistant Referee (VAR) dalam setiap pertandingan Liga 1.
"Penerapan VAR di Liga 1 cukup bagus menurut aku, apalagi sekarang zamannya sudah canggih, di mana-mana sudah pakai VAR, jadi aku senang Indonesia tidak mau ketinggalan," katanya saat ditemui ANTARA di Surabaya, Sabtu.
Meskipun sudah banyak liga-liga di negara lainnya yang sudah menerapakan VAR, lanjutnya, tetapi masih ada kontroversi yang terjadi saat pertandingan.
"Soal penerapannya saya ingin lihat dulu, kemarin Persib lawan PSBS Biak, sepertinya tidak ada yang harus dilihat (dari VAR). Walaupun ada VAR, kami lihat di Liga-Liga luar pun masih ada saja kontroversinya, jadi mudah-mudahan (di Indonesia) tentunya bisa mengurangi kesalahan yang terjadi," ujarnya.
Terlebih, menurut Kim, dengan adanya regulasi-regulasi baru seperti penambahan kuota pemain asing yang diterapkan pada musim 2024/2025 ini sangat baik untuk meningkatkan kualitas kompetisi.
"Dengan adanya pemain asing lebih banyak, pasti pengalaman juga lebih didapatkan untuk pemain-pemain di Indonesia, sehingga mungkin edukasinya juga semakin bagus," katanya.
Oleh karena itu, pesepakbola kelahiran Jerman itu berharap kedepannya agar seluruh pemain Liga 1 Indonesia juga bisa menerima keputusan yang diambil oleh wasit karena juga sudah dibantu VAR.
"Saya berharap semua bisa menerima apapun keputusan itu, karena itu kan sebenarnya demi fair play sepak bola, jadi kami sudah siap menjalankan dan mudah-mudahan itu untuk kebaikan dan memajukan sepak bola Indonesia. Itu harapan kami semua," ucapnya.
Tentunya, kata dia, hal itu juga dibarengi dengan dikuranginya protes pemain, selain kapten kepada wasit saat berada di lapangan.
"Saya tetap berharap dengan adanya VAR, protes-protesnya (dari pemain) dikurangi, karena sekarang semuanya akan diperiksa, jadi kontroversinya bisa lebih minim," tuturnya.
Bahkan, dirinya juga mendukung penerapan regulasi pemain protes ke wasit akan diberikan kartu kuning yang diadopsi oleh Liga Indonesia Baru (LIB) dari The International Football Board (IFAB) seperti halnya pertandingan saat pertandingan EURO kemarin.
"Jadi maksudnya lebih tertata sedikit kalau lewat kapten timnya yang protes, meskipun sebenarnya protesnya lebih ke arah menanyakan keputusan, bukan protes menolak. Karena buat apa sekarang protes, sudah ada VAR juga," ujar pemain yang menerima paspor Indonesia pada 2010 itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Penerapan VAR di Liga 1 cukup bagus menurut aku, apalagi sekarang zamannya sudah canggih, di mana-mana sudah pakai VAR, jadi aku senang Indonesia tidak mau ketinggalan," katanya saat ditemui ANTARA di Surabaya, Sabtu.
Meskipun sudah banyak liga-liga di negara lainnya yang sudah menerapakan VAR, lanjutnya, tetapi masih ada kontroversi yang terjadi saat pertandingan.
"Soal penerapannya saya ingin lihat dulu, kemarin Persib lawan PSBS Biak, sepertinya tidak ada yang harus dilihat (dari VAR). Walaupun ada VAR, kami lihat di Liga-Liga luar pun masih ada saja kontroversinya, jadi mudah-mudahan (di Indonesia) tentunya bisa mengurangi kesalahan yang terjadi," ujarnya.
Terlebih, menurut Kim, dengan adanya regulasi-regulasi baru seperti penambahan kuota pemain asing yang diterapkan pada musim 2024/2025 ini sangat baik untuk meningkatkan kualitas kompetisi.
"Dengan adanya pemain asing lebih banyak, pasti pengalaman juga lebih didapatkan untuk pemain-pemain di Indonesia, sehingga mungkin edukasinya juga semakin bagus," katanya.
Oleh karena itu, pesepakbola kelahiran Jerman itu berharap kedepannya agar seluruh pemain Liga 1 Indonesia juga bisa menerima keputusan yang diambil oleh wasit karena juga sudah dibantu VAR.
"Saya berharap semua bisa menerima apapun keputusan itu, karena itu kan sebenarnya demi fair play sepak bola, jadi kami sudah siap menjalankan dan mudah-mudahan itu untuk kebaikan dan memajukan sepak bola Indonesia. Itu harapan kami semua," ucapnya.
Tentunya, kata dia, hal itu juga dibarengi dengan dikuranginya protes pemain, selain kapten kepada wasit saat berada di lapangan.
"Saya tetap berharap dengan adanya VAR, protes-protesnya (dari pemain) dikurangi, karena sekarang semuanya akan diperiksa, jadi kontroversinya bisa lebih minim," tuturnya.
Bahkan, dirinya juga mendukung penerapan regulasi pemain protes ke wasit akan diberikan kartu kuning yang diadopsi oleh Liga Indonesia Baru (LIB) dari The International Football Board (IFAB) seperti halnya pertandingan saat pertandingan EURO kemarin.
"Jadi maksudnya lebih tertata sedikit kalau lewat kapten timnya yang protes, meskipun sebenarnya protesnya lebih ke arah menanyakan keputusan, bukan protes menolak. Karena buat apa sekarang protes, sudah ada VAR juga," ujar pemain yang menerima paspor Indonesia pada 2010 itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024