Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyampaikan tiga pesan strategis dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan rempah Nusantara.
"Pertama, lakukan penguatan rantai pasok rempah dari hulu ke hilir untuk memastikan kualitas dan kontinuitas produk," ucap Wapres dalam sambutannya saat menghadiri peresmian pembukaan Gemar Rempah Nusantara 2024 di Jakarta, Kamis.
Ia meminta agar riset dan inovasi serta penggunaan teknologi modern terus dioptimalkan agar kualitas produksi sesuai standar internasional. Wapres juga meminta agar petani memiliki akses terhadap penggunaan teknologi tersebut.
"Tingkatkan kapasitas petani rempah agar lebih mandiri dan berdaya saing melalui penyuluhan, pendampingan, penguatan kelembagaan petani," ujarnya.
Selain itu, kata Wapres, terapkan indikasi geografis sebagai bentuk perlindungan dan pengakuan hukum atas produk olahan rempah sehingga turut mendukung pengembangan agrowisata dan ekonomi wilayah.
Selanjutnya pesan kedua, Wapres mengharapkan industri rempah yang berdaya saing terus dikembangkan dengan menerapkan praktik-praktik yang berkelanjutan.
Menurutnya, seiring beralihnya konsumen kepada produk organik, para petani perlu didorong untuk menanam dan menghasilkan produk rempah kategori organik dan berkelanjutan.
"Lakukan diversifikasi produk untuk menumbuhkan industri kreatif berbasis rempah hingga pengembangan rempah-rempah langka demi menjaga keragaman hayati Indonesia," ucap Wapres.
Berikutnya pesan ketiga, Wapres meminta agar kekayaan rempah Nusantara kepada dunia internasional terus digaungkan.
Baca juga: Wapres tinjau MuseumKu Gerabah Timbul Raharjo di Kasongan Bantul
Ia mengatakan bahwa perluasan pasar rempah nasional ke berbagai negara perlu terus didorong melalui dukungan kemudahan ekspor bagi para pelaku usaha mulai dari fasilitasi sertifikasi, pameran dagang, dan promosi hingga pendanaan ekspor.
"Tingkatkan kolaborasi multipihak agar semakin menggaungkan perdagangan rempah Nusantara di pasar global," tutur Wapres.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) yang turut hadir dalam acara itu menyoroti pentingnya perhatian serius terhadap sektor rempah Indonesia yang memiliki potensi besar, namun mengalami penurunan produksi dan ekspor dalam beberapa tahun terakhir.
Zulhas mengakui bahwa Indonesia yang pernah dikenal sebagai penghasil rempah utama dunia, saat ini menghadapi tantangan besar dengan menurunnya ekspor dan meningkatnya impor rempah.
"Indonesia menjadi penghasil rempah utama di dunia berabad-abad yang lalu, tetapi hari ini ekspor kita hampir setiap tahun menurun. Data terakhir menunjukkan impor rempah-rempah kita mencapai satu setengah juta ton per tahun," ujarnya.
Dalam upayanya untuk meningkatkan produksi dan daya saing rempah Indonesia, ia menegaskan bahwa pemerintah siap mendukung melalui berbagai kebijakan dan program. Salah satunya adalah dengan memperkuat peran Badan Pengembangan dan Penelitian (BPD) dalam riset dan pengembangan teknologi pertanian.
"BPD harus dikembangkan tidak hanya untuk tanaman sawit, tetapi juga untuk berbagai komoditas rempah yang memiliki potensi besar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Pertama, lakukan penguatan rantai pasok rempah dari hulu ke hilir untuk memastikan kualitas dan kontinuitas produk," ucap Wapres dalam sambutannya saat menghadiri peresmian pembukaan Gemar Rempah Nusantara 2024 di Jakarta, Kamis.
Ia meminta agar riset dan inovasi serta penggunaan teknologi modern terus dioptimalkan agar kualitas produksi sesuai standar internasional. Wapres juga meminta agar petani memiliki akses terhadap penggunaan teknologi tersebut.
"Tingkatkan kapasitas petani rempah agar lebih mandiri dan berdaya saing melalui penyuluhan, pendampingan, penguatan kelembagaan petani," ujarnya.
Selain itu, kata Wapres, terapkan indikasi geografis sebagai bentuk perlindungan dan pengakuan hukum atas produk olahan rempah sehingga turut mendukung pengembangan agrowisata dan ekonomi wilayah.
Selanjutnya pesan kedua, Wapres mengharapkan industri rempah yang berdaya saing terus dikembangkan dengan menerapkan praktik-praktik yang berkelanjutan.
Menurutnya, seiring beralihnya konsumen kepada produk organik, para petani perlu didorong untuk menanam dan menghasilkan produk rempah kategori organik dan berkelanjutan.
"Lakukan diversifikasi produk untuk menumbuhkan industri kreatif berbasis rempah hingga pengembangan rempah-rempah langka demi menjaga keragaman hayati Indonesia," ucap Wapres.
Berikutnya pesan ketiga, Wapres meminta agar kekayaan rempah Nusantara kepada dunia internasional terus digaungkan.
Baca juga: Wapres tinjau MuseumKu Gerabah Timbul Raharjo di Kasongan Bantul
Ia mengatakan bahwa perluasan pasar rempah nasional ke berbagai negara perlu terus didorong melalui dukungan kemudahan ekspor bagi para pelaku usaha mulai dari fasilitasi sertifikasi, pameran dagang, dan promosi hingga pendanaan ekspor.
"Tingkatkan kolaborasi multipihak agar semakin menggaungkan perdagangan rempah Nusantara di pasar global," tutur Wapres.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) yang turut hadir dalam acara itu menyoroti pentingnya perhatian serius terhadap sektor rempah Indonesia yang memiliki potensi besar, namun mengalami penurunan produksi dan ekspor dalam beberapa tahun terakhir.
Zulhas mengakui bahwa Indonesia yang pernah dikenal sebagai penghasil rempah utama dunia, saat ini menghadapi tantangan besar dengan menurunnya ekspor dan meningkatnya impor rempah.
"Indonesia menjadi penghasil rempah utama di dunia berabad-abad yang lalu, tetapi hari ini ekspor kita hampir setiap tahun menurun. Data terakhir menunjukkan impor rempah-rempah kita mencapai satu setengah juta ton per tahun," ujarnya.
Dalam upayanya untuk meningkatkan produksi dan daya saing rempah Indonesia, ia menegaskan bahwa pemerintah siap mendukung melalui berbagai kebijakan dan program. Salah satunya adalah dengan memperkuat peran Badan Pengembangan dan Penelitian (BPD) dalam riset dan pengembangan teknologi pertanian.
"BPD harus dikembangkan tidak hanya untuk tanaman sawit, tetapi juga untuk berbagai komoditas rempah yang memiliki potensi besar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024