Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan, Jawa Timur melakukan pengeboran sebagai upaya untuk mengatasi kekeringan dan meningkatkan hasil produksi pertanian di wilayah itu.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Pemkab Bangkalan Puguh Santoso di Bangkalan, Selasa, pengeboran tahun ini dilakukan di 213 titik yang tersebar di 18 kecamatan se-Kabupaten Bangkalan.
"Awalnya kami hanya merencanakan pengeboran di 135 titik, akan tetapi akhirnya ada tambahan sebanyak 78 titik, sehingga total menjadi 213 titik," kata Puguh.
Ia menjelaskan, bantuan pengeboran ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian warga, untuk komoditas padi dan jagung.
Sebab, menurut Puguh, yang menjadi kendala petani di Kabupaten Bangkalan selama ini dalam meningkatkan produksi pertanian adalah ketersediaan air.
Lahan pertanian warga kebanyakan sawah tadah hujan, sehingga jika terjadi kemarau seperti sekarang ini, mereka tidak bisa menanam padi dan jagung.
"Karena itu, kami melakukan pengeboran sebagai upaya agar petani di Bangkalan bisa menanam padi dan jagung sebagai persediaan pangan di kabupaten ini," katanya, menjelaskan.
Program ini, sambung Puguh, juga sebagai bentuk dukungan dari program pengembangan produksi hasil usaha pertanian yang dicanangkan Kementerian Pertanian dalam rangka menangani ancaman kelaparan yang diperkirakan terjadi di sejumlah negara di dunia.
Berdasarkan data Kementan RI Kabupaten Bangkalan memiliki potensi luas tanam dan luas panen yang cukup besar dengan luas tanam pada periode Januari dan April 2024 mencapai 31.633,51 dengan rata-rata produktivitas mencapai 5,06 ton per hektare.
Sementara itu, data luas lahan sawah di Kabupaten Bangkalan mencapai 29.540 hektare, sawah tadah hujan 21.491 hektare, sawah irigasi sebesar 8.049 dan tegal mencapai 62.618 hektare.
"Melalui program bantuan pengeboran ini, kami yakin produktivitas pertanian di kabupaten ini akan meningkat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Menurut Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Pemkab Bangkalan Puguh Santoso di Bangkalan, Selasa, pengeboran tahun ini dilakukan di 213 titik yang tersebar di 18 kecamatan se-Kabupaten Bangkalan.
"Awalnya kami hanya merencanakan pengeboran di 135 titik, akan tetapi akhirnya ada tambahan sebanyak 78 titik, sehingga total menjadi 213 titik," kata Puguh.
Ia menjelaskan, bantuan pengeboran ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian warga, untuk komoditas padi dan jagung.
Sebab, menurut Puguh, yang menjadi kendala petani di Kabupaten Bangkalan selama ini dalam meningkatkan produksi pertanian adalah ketersediaan air.
Lahan pertanian warga kebanyakan sawah tadah hujan, sehingga jika terjadi kemarau seperti sekarang ini, mereka tidak bisa menanam padi dan jagung.
"Karena itu, kami melakukan pengeboran sebagai upaya agar petani di Bangkalan bisa menanam padi dan jagung sebagai persediaan pangan di kabupaten ini," katanya, menjelaskan.
Program ini, sambung Puguh, juga sebagai bentuk dukungan dari program pengembangan produksi hasil usaha pertanian yang dicanangkan Kementerian Pertanian dalam rangka menangani ancaman kelaparan yang diperkirakan terjadi di sejumlah negara di dunia.
Berdasarkan data Kementan RI Kabupaten Bangkalan memiliki potensi luas tanam dan luas panen yang cukup besar dengan luas tanam pada periode Januari dan April 2024 mencapai 31.633,51 dengan rata-rata produktivitas mencapai 5,06 ton per hektare.
Sementara itu, data luas lahan sawah di Kabupaten Bangkalan mencapai 29.540 hektare, sawah tadah hujan 21.491 hektare, sawah irigasi sebesar 8.049 dan tegal mencapai 62.618 hektare.
"Melalui program bantuan pengeboran ini, kami yakin produktivitas pertanian di kabupaten ini akan meningkat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024