Yayasan Sakuranesia Society menargetkan sebanyak 500 orang Jepang untuk datang ke Kabupaten Jember, Jawa Timur dalam rangka memeriahkan Jember Fashion Carmaval (JFC) 2025.
"Tahun ini sebanyak 136 orang Jepang hadir untuk memeriahkan JFC," kata Ketua Sakuranesia Society Sakura Ijuin dalam keterangan tertulis di Jember, Senin.
Menurut dia, berbagai kalangan baik artis, seniman, pengusaha dan tokoh masyarakat asal Jepang antusias untuk hadir dalam ajang karnaval kelas dunia di Jember.
"Mereka performance di panggung JFC secara sukarela dan sama sekali tidak dibayar, namun mereka sangat senang dan bangga bisa berpartisipasi dalam event itu," tuturnya.
Penyanyi Jepang Aoi dan Pablo Braque tampil saat World Kids Carnaval JFC, kemudian Namua berpartisipasi dalam Wonderful Artchipelago Carnaval Indonesia (WACI), saat sesi Artwear JFC diisi oleh Hazuki dan Houkago Princess, selanjutnya Kadokawa Dreams tampil bersama penyanyi Indonesia Raisa Andriana.
"Tidak hanya itu, pesta kembang api tradisional Jepang dipersembahkan oleh Wakino Art Factory, Nolits, dan Yanagiman, semuanya memberikan sentuhan spektakuler pada pertunjukan JFC tahun ini," ujarnya.
Baca juga: Sakuranesia wujudkan kolaborasi seni budaya Indonesia-Jepang di JFC
Ia menjelaskan, antusiasme masyarakat asal Negeri Sakura untuk datang di gelaran JFC cukup tinggi karena memang sudah dinanti jauh jauh hari.
"Respons yang cukup baik tersebut menunjukkan bahwa persahabatan Indonesia dengan Jepang luar biasa," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya akan menggencarkan sosialisasi dan mengajak banyak pihak untuk datang kembali ke Jember dalam event JFC.
"Kehadiran Sakuranesia di JFC berawal dari keinginan sang maestro Dynand Fariz saat masih hidup ingin berkolaborasi dengan seniman Jepang dan kami baru bisa mewujudkan setelah beliau meninggal," katanya.
Yayasan Sakuranesia Society adalah sebuah yayasan yang berbasis di Jakarta yang berperan sebagai jembatan antara Jepang dan Indonesia dalam memberikan dukungan pendidikan yang didirikan oleh Sakura Ijuin dan Tovic Rustam.
Sakura menjadi duta besar JFC pada 2019 dan saat itu bertemu sang maestro Dynan Fariz di Kementerian Pariwisata di Jakarta.
"Saat itu mas Dynand mengajak Sakuranesia bersama-sama memberi harapan kepada anak-anak di Jember dan berharap orang Jepang bisa ikut berpartisipasi dalam JFC. Kami mewujudkan impian mas Dynand," katanya.
Dengan menghadirkan artis-artis dari Jepang dan menampilkan tradisi serta budaya negeri Sakura seperti kembang api kepada masyarakat Jember di JFC, pihaknya berharap dapat menjadi cahaya harapan.
Sakura berharap dapat menampilkan pertunjukan yang lebih kuat lagi pada 2025 dan mulai dari sekarang pihaknya akan mempersiapkan berbagai hal untuk JFC selanjutnya.
"Mantan idola HKT48, Hazuki Hokazono akan berperan sebagai Duta Budaya Sakuranesia dan akan beraktivitas sebagai jembatan penghubung antara kedua negara di masa depan," ujarnya.
Dengan bantuan donasi dari Sakuranesia, sebanyak 40 siswa dari pesantren di Jember berpartisipasi sebagai tim marching band dalam World Kids Carnaval JFC.
"Mereka bersama tamu dari Jepang, Mr. Hirai dari Pablo Braque yang mengenakan kostum Komodo Dragon, berhasil menyelesaikan pertunjukan di runway meskipun dalam kondisi hujan deras," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Tahun ini sebanyak 136 orang Jepang hadir untuk memeriahkan JFC," kata Ketua Sakuranesia Society Sakura Ijuin dalam keterangan tertulis di Jember, Senin.
Menurut dia, berbagai kalangan baik artis, seniman, pengusaha dan tokoh masyarakat asal Jepang antusias untuk hadir dalam ajang karnaval kelas dunia di Jember.
"Mereka performance di panggung JFC secara sukarela dan sama sekali tidak dibayar, namun mereka sangat senang dan bangga bisa berpartisipasi dalam event itu," tuturnya.
Penyanyi Jepang Aoi dan Pablo Braque tampil saat World Kids Carnaval JFC, kemudian Namua berpartisipasi dalam Wonderful Artchipelago Carnaval Indonesia (WACI), saat sesi Artwear JFC diisi oleh Hazuki dan Houkago Princess, selanjutnya Kadokawa Dreams tampil bersama penyanyi Indonesia Raisa Andriana.
"Tidak hanya itu, pesta kembang api tradisional Jepang dipersembahkan oleh Wakino Art Factory, Nolits, dan Yanagiman, semuanya memberikan sentuhan spektakuler pada pertunjukan JFC tahun ini," ujarnya.
Baca juga: Sakuranesia wujudkan kolaborasi seni budaya Indonesia-Jepang di JFC
Ia menjelaskan, antusiasme masyarakat asal Negeri Sakura untuk datang di gelaran JFC cukup tinggi karena memang sudah dinanti jauh jauh hari.
"Respons yang cukup baik tersebut menunjukkan bahwa persahabatan Indonesia dengan Jepang luar biasa," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya akan menggencarkan sosialisasi dan mengajak banyak pihak untuk datang kembali ke Jember dalam event JFC.
"Kehadiran Sakuranesia di JFC berawal dari keinginan sang maestro Dynand Fariz saat masih hidup ingin berkolaborasi dengan seniman Jepang dan kami baru bisa mewujudkan setelah beliau meninggal," katanya.
Yayasan Sakuranesia Society adalah sebuah yayasan yang berbasis di Jakarta yang berperan sebagai jembatan antara Jepang dan Indonesia dalam memberikan dukungan pendidikan yang didirikan oleh Sakura Ijuin dan Tovic Rustam.
Sakura menjadi duta besar JFC pada 2019 dan saat itu bertemu sang maestro Dynan Fariz di Kementerian Pariwisata di Jakarta.
"Saat itu mas Dynand mengajak Sakuranesia bersama-sama memberi harapan kepada anak-anak di Jember dan berharap orang Jepang bisa ikut berpartisipasi dalam JFC. Kami mewujudkan impian mas Dynand," katanya.
Dengan menghadirkan artis-artis dari Jepang dan menampilkan tradisi serta budaya negeri Sakura seperti kembang api kepada masyarakat Jember di JFC, pihaknya berharap dapat menjadi cahaya harapan.
Sakura berharap dapat menampilkan pertunjukan yang lebih kuat lagi pada 2025 dan mulai dari sekarang pihaknya akan mempersiapkan berbagai hal untuk JFC selanjutnya.
"Mantan idola HKT48, Hazuki Hokazono akan berperan sebagai Duta Budaya Sakuranesia dan akan beraktivitas sebagai jembatan penghubung antara kedua negara di masa depan," ujarnya.
Dengan bantuan donasi dari Sakuranesia, sebanyak 40 siswa dari pesantren di Jember berpartisipasi sebagai tim marching band dalam World Kids Carnaval JFC.
"Mereka bersama tamu dari Jepang, Mr. Hirai dari Pablo Braque yang mengenakan kostum Komodo Dragon, berhasil menyelesaikan pertunjukan di runway meskipun dalam kondisi hujan deras," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024