Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyiapkan strategis dengan menghitung kebutuhan indukan sapi yang dibutuhkan untuk merealisasikan swasembada daging guna mewujudkan target Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045.

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin, mengatakan kebutuhan indukan sapi dalam negeri mencapai 1,2 juta ekor, baik itu jenis sapi pedaging maupun sapi perah.

"Kalau sapi perah 600 ribu ekor, sisanya 600 ribu. Jadi 1,2 juta ekor kalau betul-betul ingin maksimal dan siap semua," kata Sudaryono.

Dia menyatakan bahwa jumlah kebutuhan untuk mendatangkan sapi indukan, akan disinkronkan dengan upaya pemerintah menekan secara perlahan daging sapi impor yang masuk ke Indonesia.

Kendati demikian, Sudaryono menyatakan kebijakan mendatangkan indukan sapi pedaging dan perah membutuhkan beragam kesiapan, seperti penyiapan lahan, infrastruktur jalan dan pelabuhan, serta kesiapan tata niaganya.

Sudaryono menambahkan untuk sisi teknologi sudah dipersiapkan secara matang, termasuk soal inseminasi buatan di Malang dan Lembang, Jawa Barat yang tak mengalami kendala apapun.

"Kalau ingin bagus dibagi betul sperma itu yang untuk lahir jantan dan betina, kromosom xy dan xx-nya ini sudah berhasil kami sudah ada teknologinya. Kalau bisa dilaksanakan enak, lahir sebanyak mungkin indukan jadi sebisa mungkin yang lahir betina," katanya.

Selain itu, ditanya terkait makan bergizi gratis yang menjadi program Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang sudah diujicobakan di beberapa daerah, Sudaryono menyatakan swasembada susu sapi juga dioptimalkan untuk terealisasi.

"Tentunya program ini mulai tahun depan setelah ada pelantikan, kecuali ikan, yang bukan domain kami," ujarnya.

Karena itu seluruh langkah dipersiapkan secara matang agar nantinya Lumbung Pangan dan makan bergizi gratis berjalan sesuai rencana.

"Ini harus siap dari sekarang sudah dibahas, poinnya, kapan ada, kalau belum ada bagaimana, kalau kurang seperti. Jadi detailnya mulai dari sekarang," tutur dia.

 

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024