Badan Geologi menetapkan radius 4 kilometer (km) dari kawah Gunung Ibu di Pulau Halmahera Maluku Utara sebagai zona bahaya untuk masyarakat yang beraktivitas usai gunung api itu meletus secara beruntun sebanyak enam kali dengan amplitudo maksimum 28 milimeter, pada pagi - siang ini.
"Masyarakat dan wisatawan diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun pada radius 4 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 5 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu," kata Kepala Badan Geologi M. Wafid dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Dia menjelaskan bahwa letusan Gunung Ibu pada pukul 09.41 WIT itu tercatat di seismograf memiliki amplitudo maksimum 28 milimeter atau tergolong besar dari umumnya dan berlangsung selama lebih kurang 2 menit 11 detik.
Pada erupsi tersebut Gunung Ibu menghembuskan abu lebih kurang 1,5 km ke udara dari kawah aktif atau 2.825 meter di atas permukaan laut dengan kolom abu berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara.
Baca juga: Gunung Ibu kembali erupsi dengan amplitudo 28 mm hingga Kamis pagi
Dua letusan kembali terjadi hanya berselisih satu hingga tiga jam dari sebelumnya, kali ini terekam dengan amplitudo maksimum 9-24mm yang berlangsung 2 menit 13 detik, tinggi kolom abu teramati setinggi 1,5 km.
Tiga rentetan letusan selanjutnya teramati mulai dari pukul 12:30 WIT hingga 15:38 WIT yang beramplitudo sebesar 8-13 mm dengan waktu lebih cepat dan singkat tak lebih dari 100 detik.
Petugas Badan Geologi yang bertugas di posko pemantau Desa Tokuoko melaporkan sampai saat ini aktivitas vulkanik Gunung Ibu masih berada pada status level III atau siaga.
Oleh karena itu, selain mengingatkan zona bahaya masyarakat di sekitar Gunung Ibu diharapkan selalu memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya gangguan sistem pernafasan jika terjadi hujan abu.
Gunung Ibu merupakan gunung api yang memiliki ketinggian puncak 1.340 meter di atas permukaan laut. Secara administratif gunung tersebut masuk ke dalam wilayah Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.
Desa Sangaji Nyeku, Goin, Tokuoko, Duono, Tuguis, dan Desa Togoreba Sungi di Kabupaten Halmahera Barat merupakan sejumlah permukiman penduduk terdekat dari arah bukaan kawah Gunung Ibu.
Di sisi lain, berdasarkan hasil survei lapangan Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) desa-desa tersebut termasuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) banjir lahar dingin. Hal itu dikarenakan lokasi desa yang be-irisan dengan aliran sungai dari hulu Gunung Ibu yang juga harus diwaspadai.
Dari hasil analisa geologi mencatatkan ada sebanyak 300 ribu hingga 500 ribu meter kubik material yang berpotensi melimpas dari bukaan kawah ke sepanjang aliran sungai hingga ke area perkebunan yang memiliki morfologi seperti lembah sungai dan melanda lokasi-lokasi yang telah ada bangunan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Masyarakat dan wisatawan diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun pada radius 4 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 5 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu," kata Kepala Badan Geologi M. Wafid dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Dia menjelaskan bahwa letusan Gunung Ibu pada pukul 09.41 WIT itu tercatat di seismograf memiliki amplitudo maksimum 28 milimeter atau tergolong besar dari umumnya dan berlangsung selama lebih kurang 2 menit 11 detik.
Pada erupsi tersebut Gunung Ibu menghembuskan abu lebih kurang 1,5 km ke udara dari kawah aktif atau 2.825 meter di atas permukaan laut dengan kolom abu berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara.
Baca juga: Gunung Ibu kembali erupsi dengan amplitudo 28 mm hingga Kamis pagi
Dua letusan kembali terjadi hanya berselisih satu hingga tiga jam dari sebelumnya, kali ini terekam dengan amplitudo maksimum 9-24mm yang berlangsung 2 menit 13 detik, tinggi kolom abu teramati setinggi 1,5 km.
Tiga rentetan letusan selanjutnya teramati mulai dari pukul 12:30 WIT hingga 15:38 WIT yang beramplitudo sebesar 8-13 mm dengan waktu lebih cepat dan singkat tak lebih dari 100 detik.
Petugas Badan Geologi yang bertugas di posko pemantau Desa Tokuoko melaporkan sampai saat ini aktivitas vulkanik Gunung Ibu masih berada pada status level III atau siaga.
Oleh karena itu, selain mengingatkan zona bahaya masyarakat di sekitar Gunung Ibu diharapkan selalu memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya gangguan sistem pernafasan jika terjadi hujan abu.
Gunung Ibu merupakan gunung api yang memiliki ketinggian puncak 1.340 meter di atas permukaan laut. Secara administratif gunung tersebut masuk ke dalam wilayah Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.
Desa Sangaji Nyeku, Goin, Tokuoko, Duono, Tuguis, dan Desa Togoreba Sungi di Kabupaten Halmahera Barat merupakan sejumlah permukiman penduduk terdekat dari arah bukaan kawah Gunung Ibu.
Di sisi lain, berdasarkan hasil survei lapangan Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) desa-desa tersebut termasuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) banjir lahar dingin. Hal itu dikarenakan lokasi desa yang be-irisan dengan aliran sungai dari hulu Gunung Ibu yang juga harus diwaspadai.
Dari hasil analisa geologi mencatatkan ada sebanyak 300 ribu hingga 500 ribu meter kubik material yang berpotensi melimpas dari bukaan kawah ke sepanjang aliran sungai hingga ke area perkebunan yang memiliki morfologi seperti lembah sungai dan melanda lokasi-lokasi yang telah ada bangunan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024