Penjabat Bupati Lumajang Indah Wahyuni mendorong keberadaan koperasi bisa memberikan peran lebih untuk mengurangi jeratan pinjaman online (pinjol) kepada masyarakat, khususnya di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Saya menginginkan masyarakat lebih tertarik untuk bergabung di dalam koperasi, maka bisa mengurangi masyarakat terjerat pinjaman daring," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Rabu.
Ia juga menyoroti fenomena maraknya penggunaan pinjaman daring yang bukan hanya terjadi di kalangan masyarakat umum, tetapi juga di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Pinjaman daring itu tidak hanya memasuki masyarakat luas, namun juga sudah masuk ke para ASN, sehingga banyak aparatur yang sudah terjerat pinjaman tersebut dengan bunga yang sangat tinggi dan hal itu tentunya bisa merugikan ekonomi keluarganya," tuturnya.
Menurutnya bunga pinjaman daring sering kali lebih tinggi dari bunga yang telah ditentukan oleh perbankan, sehingga memberatkan beban ekonomi keluarga. Sehingga pihaknya mengajak masyarakat untuk lebih memanfaatkan koperasi sebagai solusi dalam mengembangkan perekonomian mereka.
"Dengan melakukan gerakan lebih mencintai dan memanfaatkan adanya koperasi, maka akhirnya bisa membebaskan masyarakat terjebak dengan pinjaman daring," katanya.
Ia berharap bahwa melalui peningkatan partisipasi dalam koperasi, maka masyarakat dapat terhindar dari jeratan pinjaman daring yang berisiko. Selain itu, pihaknya juga menekankan pentingnya peran koperasi dalam mendukung perekonomian lokal guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Dengan koperasi yang kuat, kita bisa mengurangi ketergantungan pada pinjaman daring dan membangun ekonomi yang lebih sehat dan berkelanjutan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Saya menginginkan masyarakat lebih tertarik untuk bergabung di dalam koperasi, maka bisa mengurangi masyarakat terjerat pinjaman daring," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Rabu.
Ia juga menyoroti fenomena maraknya penggunaan pinjaman daring yang bukan hanya terjadi di kalangan masyarakat umum, tetapi juga di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Pinjaman daring itu tidak hanya memasuki masyarakat luas, namun juga sudah masuk ke para ASN, sehingga banyak aparatur yang sudah terjerat pinjaman tersebut dengan bunga yang sangat tinggi dan hal itu tentunya bisa merugikan ekonomi keluarganya," tuturnya.
Menurutnya bunga pinjaman daring sering kali lebih tinggi dari bunga yang telah ditentukan oleh perbankan, sehingga memberatkan beban ekonomi keluarga. Sehingga pihaknya mengajak masyarakat untuk lebih memanfaatkan koperasi sebagai solusi dalam mengembangkan perekonomian mereka.
"Dengan melakukan gerakan lebih mencintai dan memanfaatkan adanya koperasi, maka akhirnya bisa membebaskan masyarakat terjebak dengan pinjaman daring," katanya.
Ia berharap bahwa melalui peningkatan partisipasi dalam koperasi, maka masyarakat dapat terhindar dari jeratan pinjaman daring yang berisiko. Selain itu, pihaknya juga menekankan pentingnya peran koperasi dalam mendukung perekonomian lokal guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Dengan koperasi yang kuat, kita bisa mengurangi ketergantungan pada pinjaman daring dan membangun ekonomi yang lebih sehat dan berkelanjutan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024