Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memutuskan untuk melarang sekitar 150 anak Palestina yang sakit dan terluka untuk berobat ke Uni Emirat Arab (UAE) karena agresi Israel di Jalur Gaza yang hingga kini masih terjadi, lapor media Israel pada Minggu (28/7) malam.

Menurut laporan tersebut, Netanyahu memutuskan untuk melarang anak-anak bertolak ke UAE yang seharusnya berangkat pada Senin melalui Pangkalan Udara Ramon di wilayah Naqab.

Organisasi Physicians for Human Rights telah mengindikasikan bahwa Israel sebelumnya sudah menunda atau tidak menjalankan kewajiban semacam itu pada beberapa pengalaman sebelumnya.

Sementara itu, menurut sejumlah sumber, sebuah pesawat yang membawa 250 orang sakit dan terluka kemungkinan lepas landas dari Jalur Gaza ke UAE selama pekan ini.

Beberapa sumber di Gaza mengonfirmasi bahwa mereka yang membutuhkan pengobatan sedikitnya berjumlah 100 kali lipat dari jumlah tersebut.

Tercatat ada 25.000 pasien yang perlu dipindahkan dan diharuskan berobat ke luar negeri. Hal itu menunjukkan bahwa jumlah orang sakit dan terluka yang telah meninggalkan Jalur Gaza sejak awal agresi hanya mencapai 5.000 orang.

Physicians for Human Rights dan organisasi hak asasi manusia lainnya telah mengajukan petisi ke Mahkamah Agung Israel pada Juni lalu. Mereka menuntut agar pasien dan korban luka yang kondisinya mengancam jiwa diizinkan meninggalkan Jalur Gaza untuk menerima pengobatan yang dibutuhkan.

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024