Pamekasan - Penasihat Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) Pamekasan, Madura, Amiril mengatakan, gerakan yang dilakukan mahasiswa akhir-akhir ini cendrung tidak bernuansa akademis, sehingga kurang mendapatkan simpati dari masyarakat. "Semestinya sebagai kelompok elit intelektual, gerakan yang dilakukan mahasiswa lebih bernuansa akademis. Sementara yang terjadi akhir-akhir ini, nuansa akademis cenderung kurang kita rasakan," katanya seusai mengadiri acara peletakan batu pertama kantor sekretariat HMI Graha Insan Cita di Tlanakan, Pamekasan, Minggu. Ia mengemukakan, pola gerakan di jalanan, masih menjadi pilihan utama mahasiswa dalam berupaya melakukan perubahan dan sangat jarang untuk melakukan pola gerakan yang lebih halus, semisal audiensi dan sumbang pemikiran. Kritik tanpa solusi, bukan kritik membangun, kata dia, lebih mewarnai gerakan mahasiswa, baik di tingkat lokal maupun dalam sekala nasional. "Kami berharap gerakan perubahan yang dilakukan HMI tidak meniru pola gerakan seperti itu. Karena unjuk rasa, adalah jalan terakhir yang harus dilakukan, apabila pola yang lebih santun masih mungkin untuk dilakukan," kata Amiril menjelaskan. Amiril yang juga Rektor Universitas Madura (Unira) Pamekasan ini lebih lanjut meminta, agar kader-kader HMI kembali kepada khittahnya sebagai kelompok elit intelektual yang mampu menyelesaikan permasalah secara intelektual pula. "Kalau dalam penyelesaian sebuah persoalan dengan cara-cara arogan, maka kita tidak ada bedanya dengan masyarakat kebanyakan," ucap Amiril. Yang terpenting lagi dan perlu menjadi perhatian mahasiswa, terutama HMI menurutnya terciptanya insan akademis yang bernafaskan Islam, serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. "Sebab ini kan yang menjadi tujuan gerakan mahasiswa Islam, seperti HMI ini," kata Amiril. Hadir pula dalam acara peletakan batu pertama pembangunan kantor sekretariat HMI Graha Insan Cita Pamekasan itu, Wakil Bupati Bupati Kadarisman Sastrodiwiryo, Direktur PT Marinal Indoprima Madura, Gazali, dan Kabid Pariwisata Disperindag Pamekasan Halifaturrahman. Menurut Ketua Umum HMI Pamekasan Imamul Muhaimin, pembangunan kantor sekretariat HMI permanin yang diberi nama Graha Insan Cita merupakan sumbangan dari kalangan alumni HMI Pamekasan dan para pengusaha Madura yang memiliki kepedulian terhadap organisasi itu. HMI merupakan organisasi tertua dan terbesar di Indonesia yang dibentuk pada tanggal 5 Februari 1947 oleh mahasiswa semester I Sekolah Tinggi Islam di Yogyakarta (Sekarang UII) bernama Lafran Pane. Organisasi yang kini memiliki 191 cabang, dengan rincian sebanyak 170 cabang penuh,dengan 21 cabang persiapan, serta satu cabang istimewa di Malaysia ini sempat disebut-sebut sebagai organisasi mahasiswa yang berafiliasi dengan partai terlarang di masa kepemimpinan Soekarno, yakni Masyumi bahkan sempat hendak dibubarkan, tapi tidak terlaksana. Dalam kancah perpolitikan nasional, HMI banyak melahirkan politisi ternama, semisal Akbar Tanjung (Golkar), Yusril Ihza Mahendra (PBB), Anas Urbaningrum (Partai Demokrat) dan Zulfan Lindan (PDIP). Di kalangan kelompok akademisi, organisasi banyak melahirkan tokoh pemikir, semisal Nurcholish Madjid, Dawam Raharjo, Komaruddin Hidayat, Alfan Alvian, Jalaluddin Rahman serta Ahmad Wahib. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012