Mahasiswa lintas program studi (prodi) Universitas Brawijaya (UB) mengembangkan inovasi aplikasi alat untuk mendeteksi kesegaran daging sapi yang diberi nama Smart Coma.

Tim mahasiswa tersebut dari Fakultas Peternakan (Fapet) dan Fakultas Teknik (FT) yang melakukan uji coba alat deteksi kesegaran daging sapi berdasarkan perubahan warna di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fapet.

Ketua Tim Dafa Rafi’ul Laudza di Malang, Jawa Timur, Rabu, mengemukakan daging sapi yang populer karena kandungan nutrisi yang tinggi sangat rentan mengalami kerusakan. Kerusakan ini berkaitan dengan peningkatan kadar amina biogenik yang dapat menyebabkan keracunan makanan serius.

Data dari World Health Organization (WHO) pada 2022 menunjukkan bahwa lebih dari 200 jenis penyakit berasal dari keracunan makanan, yang mempengaruhi lebih dari 600 juta orang dan menyebabkan 420.000 kematian setiap tahunnya.

Baca juga: Mahasiswa Universitas Brawijaya hibahkan alat pertanian ke petani Tulungagung

Melihat urgensi masalah ini, tim Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta (PKM-RE) UB yang diketuai Dafa Rafi’ul Laudza merancang penelitian bertajuk “Pengembangan Teknologi Smart Coated Meat Sensor dan Deteksi Kesegaran dengan Metode Colorimetric Berbasis Paper Strip Terintegrasi Internet of Things" .

Aplikasi ini dilengkapi dengan perangkat portable yang menggunakan bahan 3D printing, sensor TCS3200 untuk pembacaan warna, arduino ESP32 sebagai mikrokontroler, serta baterai dan tombol sebagai sumber daya.

Proses deteksi dimulai dengan perubahan warna pada paper strip yang dilengkapi reagen ninhydrin yang disubstitusi bromocresol purple. Perubahan warna ini terjadi akibat interaksi dengan amina biogenik yang terbentuk saat daging mulai membusuk.

Sensor kemudian membaca perubahan warna tersebut, mengklasifikasi berdasarkan modul RGB dan mengonversi menjadi data kuantitatif yang ditampilkan melalui aplikasi Smart Coma di ponsel.

“Melalui inovasi ini, kami berharap dapat meningkatkan keamanan pangan di sektor peternakan dan menjaga kesehatan masyarakat, sejalan dengan tujuan SDG’s poin 3 tentang kehidupan sehat dan sejahtera,” kata Dafa Rafi’ul.

Manfaat dari penelitian ini, kata dia, diharapkan dapat menjaga kualitas dan keamanan daging sapi selama penyimpanan. Hal ini dicapai melalui penggunaan xanthone dalam kemasan pintar yang kaya antioksidan dan antimikroba, serta sensor pintar berbasis paper strip yang terintegrasi dengan IoT. 

Dalam penelitian itu Dafa dibantu oleh Muhammad Seftian Afandi, Ardian Yhosi Setyawan dan Muhammad Zinedine Khawarizmy. Mereka di bawah bimbingan Dr Abdul Manab.

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024