Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes-PPKB) Kota Madiun, Jawa Timur meluncurkan aplikasi "Kuatkan Pendampingan Balita Tumbuh Kembang Tanpa Stunting (Kuda Lumping)" guna memantau dan menangani kasus stunting di daerah setempat.
"Melalui aplikasi ini para kader di lapangan hingga camat dan lurah bisa mengakses sehingga bisa melihat data anak Kota Madiun secara riil dan lebih mudah," ujar Penjabat Wali Kota Madiun Eddy Supriyanto saat membuka kegiatan Rakor Percepatan Penurunan Stunting sekaligus Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi Konvergensi Stunting dan Peluncuran Aplikasi "Kuda Lumping" di Kota Madiun, Senin.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI), saat ini angka stunting Kota Madiun 12,7 persen, sedangkan hasil laporan dalam aplikasi e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) jumlahnya 4,6 persen atau sekitar 300 anak dari delapan ribu balita di Kota Madiun.
Oleh karena itu, ia menyatakan mendorong pihak-pihak terkait untuk mengatasi angka kasus ini sehingga tidak ada lagi balita stunting di Kota Madiun.
Kepala Dinkes PPKB Kota Madiun Denik Wuryani mengatakan e-PPBGM sebagai aplikasi pelaporan pengukuran anak setiap bulan, biasanya hanya dapat diakses Dinkes PPKB dan pemerintah pusat.
Namun, dengan aplikasi "Kuda Lumping", data tersebut dapat diakses hingga kader lapangan sehingga, diharapkan penanganan stunting di Kota Madiun bisa lebih cepat.
"Aplikasi 'Kuda Lumping' ini menjembatani. Harapannya, dengan melihat hasil pengukuran setiap bulan, camat, lurah, hingga kader bisa segera melakukan tindak lanjut agar anak-anak yang berpotensi stunting lebih cepat ditangani," katanya.
Ia mengajak semua pihak mengambil peran untuk memberantas stunting di Kota Madiun karena masalah itu tidak hanya ditangani pemerintah, namun juga masyarakat.
Untuk itu, pihaknya meminta para orang tua yang memiliki balita agar aktif datang ke posyandu setiap bulan sebagai upaya pemantauan tumbuh kembang dan pemenuhan gizi anak serta deteksi dini stunting.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Melalui aplikasi ini para kader di lapangan hingga camat dan lurah bisa mengakses sehingga bisa melihat data anak Kota Madiun secara riil dan lebih mudah," ujar Penjabat Wali Kota Madiun Eddy Supriyanto saat membuka kegiatan Rakor Percepatan Penurunan Stunting sekaligus Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi Konvergensi Stunting dan Peluncuran Aplikasi "Kuda Lumping" di Kota Madiun, Senin.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI), saat ini angka stunting Kota Madiun 12,7 persen, sedangkan hasil laporan dalam aplikasi e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) jumlahnya 4,6 persen atau sekitar 300 anak dari delapan ribu balita di Kota Madiun.
Oleh karena itu, ia menyatakan mendorong pihak-pihak terkait untuk mengatasi angka kasus ini sehingga tidak ada lagi balita stunting di Kota Madiun.
Kepala Dinkes PPKB Kota Madiun Denik Wuryani mengatakan e-PPBGM sebagai aplikasi pelaporan pengukuran anak setiap bulan, biasanya hanya dapat diakses Dinkes PPKB dan pemerintah pusat.
Namun, dengan aplikasi "Kuda Lumping", data tersebut dapat diakses hingga kader lapangan sehingga, diharapkan penanganan stunting di Kota Madiun bisa lebih cepat.
"Aplikasi 'Kuda Lumping' ini menjembatani. Harapannya, dengan melihat hasil pengukuran setiap bulan, camat, lurah, hingga kader bisa segera melakukan tindak lanjut agar anak-anak yang berpotensi stunting lebih cepat ditangani," katanya.
Ia mengajak semua pihak mengambil peran untuk memberantas stunting di Kota Madiun karena masalah itu tidak hanya ditangani pemerintah, namun juga masyarakat.
Untuk itu, pihaknya meminta para orang tua yang memiliki balita agar aktif datang ke posyandu setiap bulan sebagai upaya pemantauan tumbuh kembang dan pemenuhan gizi anak serta deteksi dini stunting.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024