Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jember ( Faperta Unej) membuat inovasi peternakan ayam ramah lingkungan dengan menciptakan inovasi teknologi Biopond Machine Black Soldier Fly Maggot Separator (Biomastor).
"Teknologi itu dirancang untuk mengintegrasikan peternakan ayam dengan maggot melalui Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM-PI)," kata Ketua Tim PKM-PI Fapet Unej Billah Noer Amien dalam keterangan di Jember, Minggu.
Billah bersama rekannya Sylica Hersy Govenia, Siti Nuraini, Moh Rafli Rizal Andriansyah dan Muchammad Rizki Fermanda, dengan dosen pendamping Ratih Apri Utami berhasil menciptakan inovasi teknologi Biomastor yang dirancang dengan tiga tingkatan.
Tingkat paling atas berupa biopond atau wadah budidaya maggot yang dapat dibuka ke bawah, tingkat kedua berupa ayakan untuk memisahkan hasil penguraian maggot, dan tingkat paling bawah berupa wadah penampung residu penguraian maggot.
"Melalui penerapan teknologi itu, peternakan terintegrasi dapat diwujudkan melalui pemanfaatan limbah kotoran ayam sebagai pakan maggot BSF," katanya.
Baca juga: Mahasiswa Unej ciptakan alat pembuat pestisida ramah lingkungan
Ia mengatakan maggot BSF akan menguraikan limbah kotoran ayam dan menghasilkan residu yang disebut dengan bekas maggot (kasgot), sedangkan maggot akan tumbuh dewasa menjadi maggot segar.
"Penerapan teknologi Biomastor telah berhasil meningkatkan diversifikasi hasil budidaya yang diperoleh, mulai dari telur dan daging ayam, maggot segar (dewasa), baby maggot, hingga sisa hasil penguraian maggot atau biasa disebut kasgot," ujarnya.
Maggot segar selanjutnya digunakan sebagai alternatif pakan unggas pengganti konsentrat dan kasgot digunakan sebagai pupuk organik. Durasi budidaya maggot menggunakan limbah kotoran ayam memerlukan waktu 14 hari dan dalam satu kali masa panen dapat menghasilkan 20 kg kasgot.
"Saya berharap keberhasilan teknologi Biomastor itu dapat memberikan inspirasi dan contoh bagi peternak lain di wilayah Jember dan sekitarnya untuk mengadopsi prinsip Integrated Farming yang modern dan ramah lingkungan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Teknologi itu dirancang untuk mengintegrasikan peternakan ayam dengan maggot melalui Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM-PI)," kata Ketua Tim PKM-PI Fapet Unej Billah Noer Amien dalam keterangan di Jember, Minggu.
Billah bersama rekannya Sylica Hersy Govenia, Siti Nuraini, Moh Rafli Rizal Andriansyah dan Muchammad Rizki Fermanda, dengan dosen pendamping Ratih Apri Utami berhasil menciptakan inovasi teknologi Biomastor yang dirancang dengan tiga tingkatan.
Tingkat paling atas berupa biopond atau wadah budidaya maggot yang dapat dibuka ke bawah, tingkat kedua berupa ayakan untuk memisahkan hasil penguraian maggot, dan tingkat paling bawah berupa wadah penampung residu penguraian maggot.
"Melalui penerapan teknologi itu, peternakan terintegrasi dapat diwujudkan melalui pemanfaatan limbah kotoran ayam sebagai pakan maggot BSF," katanya.
Baca juga: Mahasiswa Unej ciptakan alat pembuat pestisida ramah lingkungan
Ia mengatakan maggot BSF akan menguraikan limbah kotoran ayam dan menghasilkan residu yang disebut dengan bekas maggot (kasgot), sedangkan maggot akan tumbuh dewasa menjadi maggot segar.
"Penerapan teknologi Biomastor telah berhasil meningkatkan diversifikasi hasil budidaya yang diperoleh, mulai dari telur dan daging ayam, maggot segar (dewasa), baby maggot, hingga sisa hasil penguraian maggot atau biasa disebut kasgot," ujarnya.
Maggot segar selanjutnya digunakan sebagai alternatif pakan unggas pengganti konsentrat dan kasgot digunakan sebagai pupuk organik. Durasi budidaya maggot menggunakan limbah kotoran ayam memerlukan waktu 14 hari dan dalam satu kali masa panen dapat menghasilkan 20 kg kasgot.
"Saya berharap keberhasilan teknologi Biomastor itu dapat memberikan inspirasi dan contoh bagi peternak lain di wilayah Jember dan sekitarnya untuk mengadopsi prinsip Integrated Farming yang modern dan ramah lingkungan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024