Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi, Jawa Timur menambah jaringan air bersih di daerah yang rawan kekeringan saat musim kemarau untuk kebutuhan minum dan memasak warga di daerah tepian hutan kabupaten setempat.
Kepala Bidang Kawasan Permukiman, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Ngawi Pipit Dwi Herlina mengatakan pengelolaan pengembangan sistem penyediaan air minum tersebut dilakukan di Dusun Boan, Desa Sumber Bening dan Dusun Boan, Desa Bringin, Kecamatan Bringin, Ngawi.
"Setiap tahun saat musim kemarau, kedua dusun tersebut selalu mengalami kekeringan, karena sulit sumber air bersih. Hal itu karena dusun tersebut merupakan daerah minim cekungan air tanah," ujar Pipit di Ngawi , Jumat.
Menurutnya, untuk pengembangan jaringan air bersih di Dusun Boan dilakukan dengan memanfaatkan sistem jaringan air bersih yang sudah ada di Dusun Nampu, Bringin melalui program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS).
Adapun di Dusun Nampu, debit air jaringannya menghasilkan 5 liter air per detik yang idealnya bisa dimanfaatkan hingga 1.200 sambungan rumah, namun kini baru dimanfaatkan oleh sekitar 300 sambungan rumah.
"Sehingga, penambahan jaringan dilakukan dengan memasang pipa yang selanjutnya dimasukkan dalam sistem jaringan pipa air ke masyarakat pengguna," katanya.
Ketersediaan air bersih menjadi kendala di sejumlah desa di Kabupaten Ngawi saat musim kemarau berlangsung. Hal itu karena desa tersebut di daerah perbukitan yang berkapur, sehingga minim cekungan air tanah.
Selain intervensi bantuan rutin pendistribusian air bersih, penanganan kekeringan di Ngawi juga melalui pembuatan jaringan sistem penyediaan air minum (SPAM) dan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS).
Hanya saja, pelaksanaan program tersebut bertahap dalam menjangkau semua desa sasaran, karena menyesuaikan anggaran yang ada.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala Bidang Kawasan Permukiman, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Ngawi Pipit Dwi Herlina mengatakan pengelolaan pengembangan sistem penyediaan air minum tersebut dilakukan di Dusun Boan, Desa Sumber Bening dan Dusun Boan, Desa Bringin, Kecamatan Bringin, Ngawi.
"Setiap tahun saat musim kemarau, kedua dusun tersebut selalu mengalami kekeringan, karena sulit sumber air bersih. Hal itu karena dusun tersebut merupakan daerah minim cekungan air tanah," ujar Pipit di Ngawi , Jumat.
Menurutnya, untuk pengembangan jaringan air bersih di Dusun Boan dilakukan dengan memanfaatkan sistem jaringan air bersih yang sudah ada di Dusun Nampu, Bringin melalui program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS).
Adapun di Dusun Nampu, debit air jaringannya menghasilkan 5 liter air per detik yang idealnya bisa dimanfaatkan hingga 1.200 sambungan rumah, namun kini baru dimanfaatkan oleh sekitar 300 sambungan rumah.
"Sehingga, penambahan jaringan dilakukan dengan memasang pipa yang selanjutnya dimasukkan dalam sistem jaringan pipa air ke masyarakat pengguna," katanya.
Ketersediaan air bersih menjadi kendala di sejumlah desa di Kabupaten Ngawi saat musim kemarau berlangsung. Hal itu karena desa tersebut di daerah perbukitan yang berkapur, sehingga minim cekungan air tanah.
Selain intervensi bantuan rutin pendistribusian air bersih, penanganan kekeringan di Ngawi juga melalui pembuatan jaringan sistem penyediaan air minum (SPAM) dan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS).
Hanya saja, pelaksanaan program tersebut bertahap dalam menjangkau semua desa sasaran, karena menyesuaikan anggaran yang ada.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024