Tepat pada 6 Juli 2024, pekan olahraga mahasiswa se-Asia Tenggara resmi ditutup dengan tuan rumah Indonesia keluar sebagai juara umum ASEAN University Games (AUG) ke-21 itu.

Sejak awal sampai akhir acara, seremoni penutupan ini berlangsung meriah sampai kemudian ditutup dengan penampilan penyanyi Gilga Sahid yang berhasil membuat ambyar para atlet, ofisial, volunteer, tim medis, akademisi hingga kementerian.

Upacara penutupan ini juga menjadi episode terakhir untuk perhelatan olahraga multicabang ke-21 yang juga kelima kalinya diadakan di Indonesia, tepatnya pada 1982, 1990, 2004, 2014, dan 2024.

AUG 2024, melibatkan sembilan universitas di dua kota, yakni Surabaya dan Malang. Pertandingan di klaster Surabaya, di antaranya di kampus Unesa yang mempertandingkan futsal, petanque, bola voli, tenis, atletik, dan bola basket.

Kemudian, di wilayah KONI Jatim mempertandingkan swimming dan sport climbing. Di Universitas Airlangga (Unair) ada cabang olahraga bola basket 3x3d an judo, Ada juga bola tangan di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), wushu dan bridge di Universitas Surabaya (Ubaya), dan cabor chess di UPN Veteran Jatim.

Untuk klaster Malang diselenggarakan di Universitas Negeri Malang (UM) yang mempertandingkan badminton, archery dan voli pantai.

Selain UM, juga ditandingkan di Universitas Brawijaya (UB) dengan cabang olahraga sepak takraw dan taekwondo. Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kebagian menggelar cabang olahraga beladiri asli Indonesia, yakni pencak silat dan yang terakhir di Universitas Islam Malang (Unisma) ada karate.

Penampilan Gilga dan para personel dari "Gildcoustic" yang berjumlah 10 orang itu, menjadi puncak kelegaan dan kebahagiaan, setelah selama 10 hari penuh sebanyak 1.380 atlet dan 497 ofisial dari 11 negara yang bertanding dalam 21 cabang olahraga.
 
Penyanyi Gilga Sahid menghibur para atlet, ofisial dan penonton saat penutupan ASEAN University Games (AUG) 2024 di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang, Jawa Timur, Sabtu (6/7/2024) malam. ANTARA/Naufal Ammar Imaduddin

Sekalipun AUG 20214 resmi dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia Dito Ariotedjo pada 25 Juni, tetapi beberapa hari sebelumnya para atlet dan ofisial dari 11 negara ASEAN sudah berada di Surabaya.

Tentunya tidak akan semudah membalikkan telapak tangan untuk memberikan fasilitas dari venue pertandingan hingga akomodasi. Kebersamaan dan kekompakan menjadi pertaruhan kredibilitas dari kesembilan kampus penyelenggara di Surabaya dan Malang.


Gotong royong

Menpora, saat pembukaan AUG 2024 di GOR Basket Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menegaskan tuan rumah perguruan tinggi di Surabaya dan Malang telah berkomitmen menyelenggarakan AUG dengan sangat baik.

Bahkan, penyelenggara telah menyiapkan berbagai fasilitas dan layanan untuk memastikan kenyamanan dan keamanan peserta di Surabaya dan Malang, termasuk pariwisata yang dimiliki masing-masing kota.

Dari sambutan Menpora itu, semua pihak yang menjadi penyelenggara diharuskan memberikan layanan terbaik bagi "tamu negara" itu, bahkan kepada atlet dan ofisial kontingen Indonesia.

Tidak hanya Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang turut memantau gelaran AUG 2024. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) malah merupakan sektor utama dalam penyelenggaraan kompetisi antarmahasiswa itu.

Tugas Kementerian yang dipimpin oleh Nadiem Makarim tersebut memastikan, sekaligus membina siswa dan mahasiswa agar menghasilkan atlet-atlet tingkat internasional dan salah satunya melalui berbagai ajang olahraga, baik di level lokal sampai internasional.

Hal tersebut tertuang dalam desain besar olahraga nasional, sesuai amanat negara kepada Kemendikbud Ristek sebagai institusi yang menaungi pelajar hingga mahasiswa itu.

Selain kedua kementerian tersebut, Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (Bapomi), Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kota Surabaya dan Malang, juga bahu membahu agar kegiatan tersebut terlaksana dengan baik.

Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ristek Suharti mengatakan perolehan medali dalam ajang AUG 2024 ini memang penting, namun yang paling penting ialah kerja sama antarnegara, terutama ASEAN dapat berlangsung baik.

"Ada berita baik yang kita wartakan ke seluruh Indonesia dan dunia, bahwa AUG 2024 sudah dilaksanakan dengan baik, medali sudah diperoleh, tapi lebih daripada itu kami bisa menjalin kerja sama antara atlet dan akademisi dari seluruh negara ASEAN," ucapnya.


Sejarah AUG

Sejak pertama kali diadakan di Chiang Mai, Thailand, pada 1981, Indonesia telah menjadi tuan rumah AUG sebanyak lima kali, yaitu pada tahun 1982, 1990, 2004, 2014 dan 2024.

Ajang olahraga antarperguruan tinggi se-ASEAN ini, melibatkan partisipasi aktif dari 11 negara anggota di dalamnya, yakni Indonesia, Malaysia, Laos, Myanmar, Vietnam, Timor Leste, Brunei Darussalam, Thailand, Singapura, Kamboja, dan Filipina.

Pada gelaran ke-21, beberapa sejarah dari kontingen Indonesia terpecahkan di Bumi Nusantara ini, mulai dari rekor juara umum ke-11 kalinya, medali emas terbanyak sepanjang penyelenggaraan AUG, hingga menggunakan sembilan universitas di dua kota berbeda.

Kata pertama yang ingin diucapkan Presiden ASEAN University Sport Council (AUSC) Prof Mohd Ruslim Mohammed ialah, "luar biasa".

Bahkan, dirinya menyarankan agar penyelenggaraan AUG 2024 di Indonesia bisa dijadikan tolok ukur bagi negara yang akan menjadi tuan rumah dalam dua tahun ke depan.

Tidak hanya itu, dalam kompetisi olahraga multicabang yang digelar tiap dua tahun sekali tersebut, dari 11 negara anggota ASEAN tidak seluruhnya mengikuti cabang olahraga yang dipertandingkan, namun berbeda pada gelaran tahun 2024. Artinya, dari aspek partisipasi terjadi peningkatan keterlibatan atlet, pelatih, atau ofisial.
 
Atlet lompat galah Indonesia Diva Renata (tengah) dan Beby Alya Putri (kiri) bersama atlet Thailand Chonthicha Khabut berfoto di podium saat penyerahan medali seusai final lompat galah putri ASEAN University Games (AUG) 2024 di Lapangan Atletik UNESA, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (2/7/2024). Diva menyabet medali emas dengan lompatan setinggi 4,17 meter, sedangkan Beby meraih medali perak dengan ketinggian lompatan 3,90 meter. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/rwa.

"Unity in diversity"

Oleh karena itu, dengan mengusung tema "Unity in Diversity", yakni kesatuan dalam keberagaman, merupakan kalimat yang tepat menggambarkan kondisi gelaran AUG 2024  ini.

Tentu di benak orang Indonesia tidak asing lagi dengan kalimat tersebut, karena sudah sangat familiar dengan Bhineka Tunggal Ika. Sebuah semboyan Bangsa Indonesia yang diambil dari Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular pada masa Kerajaan Majapahit, sekitar abad ke-14.

Semboyan ini menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, yang terdiri atas beragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama, dan kepercayaan. 

Keberagaman dan perbedaan tersebut tidak boleh menjadi penghalang dan pemecah bangsa, tetapi harus saling berdampingan dalam sebuah harmoni serta kedamaian.

Semboyan tersebut juga mengajarkan bahwa persatuan serta persaudaraan harus dijaga, bahkan semua warga negara Indonesia memiliki tanggung jawab untuk bekerja sama dalam mencapai kemajuan bersama untuk membangun bangsa yang kuat.

Dalam konteks penyelenggaraan AUG 2024, diharapkan kesatuan dalam keberagaman dijadikan pedoman bagi para atlet dan ofisial ke-11 negara.

Olahraga tidak hanya menjadikan tubuh yang sehat. Olahraga dapat menumbuhkan karakter yang baik bagi seseorang, seperti jujur, adil, kompetisi yang sehat, sikap gotong-royong, memiliki rasa persaudaraan yang tinggi, serta adanya perdamaian.

Tentunya dengan semangat semboyan tersebut, ribuan atlet dari negara-negara Asia Tenggara itu, meski bersaing, namun tetap bisa bekerja sama untuk menjadi manusia yang beradab tanpa harus memandang status, sosial, ekonomi, bahkan agama. di AUG 2024, Unity in Diversity.

Pewarta: Naufal Ammar Imaduddin

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024