Oleh : Louis Rika Stevani Madiun - Pecinta jajanan jenang ataupun dodol pasti tidak asing dengan makanan madumongso. Jajanan tradisional ini merupakan hidangan wajib pada saat Hari Raya Idul Fitri yang kita rayakan setahun sekali. Kini, seiring dengan kemajuan zaman, memakan madumongso tidak hanya menunggu pada saat momentum Hari Raya Idul Fitri saja. Tingginya permintaan, telah membuat sejumlah industri rumah tangga di Kota Madiun, Jawa Timur, memproduksi jajanan berbahan baku utama dari ketan hitam ini untuk dijadikan sebagai usaha. Seperti yang dilakukan oleh industri rumah tangga pembuatan madumongso "Wahyu Tumurun" di Jalan Timbangan, Kelurahan Banjarejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun. Madumongso dibuat dari ketan hitam. Ketan hitam itu sebelumnya diolah dahulu menjadi tape melalui proses fermentasi. Setelah itu, tape ketan hitam yang telah jadi kemudian diolah lagi dengan menambahkan gula Jawa dan santan hingga menjadi seperti dodol atau jenang. Kemudian dikemas dalam plastik berukuran 5-10 cm dan dihias dengan kertas warna-warni untuk menarik perhatian. Rasanya yang asam bercampur manis dan gurih, membuat madumongso dicintai dan diburu para pecinta kuliner jajanan khas terlebih penikmat dodol ataupun jenang. "Pembuatan madumongso dikenal cukup rumit, bahkan banyak orang yang gagal karena proses fermentasi tape dan ketan hitam yang tidak maksimal. Hal inilah yang membuat madumongso susah dicari dan hanya ditemui saat Idul Fitri saja. Padahal banyak yang suka," ujar pemilik usaha pembuatan madumongso Wahyu Tumurun, Ibu Soejadi. Kelangkaan itulah yang menjadi alasan untuk memproduksi madumongso dalam jumlah banyak dan dijual ke masyarakat. Usaha ini telah digeluti sejak beberapa tahun terakhir dan cukup menguntungkan. Menurut Soejadi, saat hari biasa, produksi madumongsonya bisa mencapai 100 kilogram. Jumlah ini bisa meningkat hingga dua kali lipat jika banyak pesanan saat momentum hari raya keagamaan ataupun liburan akhir tahun. "Pesanan madumongso ini datang dari masyarakat umum yang sudah tahu tempat usaha saya untuk dijadikan sebagai oleh-oleh kerabat dari luar kota. Selain itu, juga pesanan dari berbagai pusat perbelanjaan makanan khas Madiun untuk kemudian dijual kembali," kata dia. Untuk harga, pihaknya mematok Rp3.500 per ons yang telah dikemas secara rapi dengan plastik dan kertas warna-warni yang dapat menarik perhatian pembeli. Ikon Kota Madiun Pemerintah Kota Madiun menilai keberadaan jajanan khas madumongso sangat penting untuk dijadikan ikon kota. Hal ini sama pentingnya dengan sambal pecel yang telah dikenal lebih dahulu. "Untuk lebih mengenalkan jajanan madumongso, Pemkot Madiun telah menggelar rekor MURI, Madumongso Terpanjang dengan panjang hingga 1.700 meter, pada akhir tahun 2011. Tujuannya adalah, selain mendongkrak jajanan madumongso, pemkot juga ingin memajukan industri kecil menengah (IKM) madumongso yang ada," ujar Kepala Bagian Humas dan Protokol Pekot Madiun Edi Hermayanto. Diharapkan, kedepannya nanti bisa menyamai ketenaran sambal pecel sebagai ikon Kota Madiun. Sehingga, para pendatang saat berbelanja sambal pecel tak lengkap jika tidak membeli madumongso. Ia menjelaskan, banyak industri rumah tangga yang memproduksi madumongso di Kota Madiun. Jajanan dari tape ketan hitam ini banyak diborong warga dari luar kota saat Idul Fitri ataupun Natal sebagai oleh-oleh. Ada juga yang dikirim untuk dijual di kota-kota besar. "Selama ini tidak diketahui bahwa produksi madumongso di Kota Madiun mencapai 2 ton per hari dengan omzet jutaan Rupiah. Hal ini yang perlu dikembangkan," kata Edy. Ia menambahkan, untuk mengembangkan ribuan IKM yang ada di kota Madiun pemda setempat melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan telah memberikan bantuan, baik berupa pinjaman kredit lunak, hibah, maupun pelatihan dengan jumlah total hingga Rp1 miliar per tahun. Nah, penasaran ingin makan madumongso, silakan datang ke Kota Madiun. Selain diproduksi di industri rumah tangga pembuatan madumongso "Wahyu Tumurun" di Jalan Timbangan, Kelurahan Banjarejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun, madumogso juga dijual di sejumlah pusat oleh-oleh khas Madiun, di antaranya di Toko Mirasa Jalan Pahlawan dan Toko Taman Sari di Jalan Salak. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012