Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, salah seorang mantan pekerja migran Indonesia (PMI) yang berhasil membangun usaha peternakan kambing perah bisa menjadi inspirasi anak-anak muda di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
"Kisah sukses Mas Jarot dalam mengembangkan usaha susu kambing perah ini bisa menjadi inspirasi. Merintis usaha dari nol hingga kini menjadi salah satu pemasok susu kambing," katanya saat mengunjungi peternakan kambing perah milik Jarot di sela kegiatan Bupati Ngantor di Desa di Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung," Banyuwangi, Selasa.
Ipuk menceritakan, Jarot Setiawan sempat dua kali mengadu nasib menjadi pekerja migran dan hingga akhirnya memilih kembali ke Banyuwangi.
Di Banyuwangi, ia membangun usaha peternakan kambing perah dan hingga kini peternakan yang dirintisnya mampu memroduksi ratusan liter susu kambing per hari.
"Susunya enak, tidak bau prengus. Jadi selama ini kesan susu kambing itu bau, tidak benar. Bentuknya lebih kental dari susu sapi. Dan yang terpenting harganya lebih mahal dari susu sapi," kata Bupati Ipuk.
Saat ini, lanjut Ipuk, mulai ada tren banyak masyarakat yang beralih dari susu sapi ke susu kambing, ada penelitian menyebut kandungan gizi susu kambing yang lebih banyak daripada susu sapi, serta harganya juga lebih mahal susu kambing.
"Susu kambing saat ini banyak diminati masyarakat, sehingga beternak kambing perah bisa menjadi pilihan," katanya.
Sementara itu, peternak kambing perah, Jarot Setiawan bercerita sebelum memulai usaha peternakan kambing perah, ia bekerja sebagai pekerja migran di Taiwan, yakni dari 1999 hingga 2002 dan kembali lagi dari 2006 sampai 2009.
Sepulangnya ke kampung halaman, ia sempat mencoba peruntungan dengan menjadi petani jeruk, namun sejak 2016 beralih ke usaha peternakan kambing perah.
"Pulang ikut bertani jeruk dengan keluarga, hingga akhirnya saya memilih beternak kambing perah sejak 2016 hingga saat ini," kata Jarot.
Saat ini, Jarot memiliki sekitar 200 ekor kambing perah produktif jenis Sapera, dengan rata-rata produksi susu kambing mencapai 700-1000 liter per minggu.
"Satu kambing rata-rata bisa menghasilkan 1 sampai 2 liter susu tiap hari. Total rata-rata tiap hari bisa dapat 100-150 liter, tergantung produktivitas kambingnya," ujarnya.
Susu kambing yang dihasilkan setiap minggunya dikirim ke supplier pabrik susu bubuk di Yogyakarta dan Semarang. Untuk susu kambing per liternya dihargai Rp16.000.
Baca Juga : Banyuwangi bikin desain prototipe gratis untuk penerbitan PBG
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Kisah sukses Mas Jarot dalam mengembangkan usaha susu kambing perah ini bisa menjadi inspirasi. Merintis usaha dari nol hingga kini menjadi salah satu pemasok susu kambing," katanya saat mengunjungi peternakan kambing perah milik Jarot di sela kegiatan Bupati Ngantor di Desa di Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung," Banyuwangi, Selasa.
Ipuk menceritakan, Jarot Setiawan sempat dua kali mengadu nasib menjadi pekerja migran dan hingga akhirnya memilih kembali ke Banyuwangi.
Di Banyuwangi, ia membangun usaha peternakan kambing perah dan hingga kini peternakan yang dirintisnya mampu memroduksi ratusan liter susu kambing per hari.
"Susunya enak, tidak bau prengus. Jadi selama ini kesan susu kambing itu bau, tidak benar. Bentuknya lebih kental dari susu sapi. Dan yang terpenting harganya lebih mahal dari susu sapi," kata Bupati Ipuk.
Saat ini, lanjut Ipuk, mulai ada tren banyak masyarakat yang beralih dari susu sapi ke susu kambing, ada penelitian menyebut kandungan gizi susu kambing yang lebih banyak daripada susu sapi, serta harganya juga lebih mahal susu kambing.
"Susu kambing saat ini banyak diminati masyarakat, sehingga beternak kambing perah bisa menjadi pilihan," katanya.
Sementara itu, peternak kambing perah, Jarot Setiawan bercerita sebelum memulai usaha peternakan kambing perah, ia bekerja sebagai pekerja migran di Taiwan, yakni dari 1999 hingga 2002 dan kembali lagi dari 2006 sampai 2009.
Sepulangnya ke kampung halaman, ia sempat mencoba peruntungan dengan menjadi petani jeruk, namun sejak 2016 beralih ke usaha peternakan kambing perah.
"Pulang ikut bertani jeruk dengan keluarga, hingga akhirnya saya memilih beternak kambing perah sejak 2016 hingga saat ini," kata Jarot.
Saat ini, Jarot memiliki sekitar 200 ekor kambing perah produktif jenis Sapera, dengan rata-rata produksi susu kambing mencapai 700-1000 liter per minggu.
"Satu kambing rata-rata bisa menghasilkan 1 sampai 2 liter susu tiap hari. Total rata-rata tiap hari bisa dapat 100-150 liter, tergantung produktivitas kambingnya," ujarnya.
Susu kambing yang dihasilkan setiap minggunya dikirim ke supplier pabrik susu bubuk di Yogyakarta dan Semarang. Untuk susu kambing per liternya dihargai Rp16.000.
Baca Juga : Banyuwangi bikin desain prototipe gratis untuk penerbitan PBG
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024