Belanda yang dinilai banyak kalangan menghadapi masalah di semua lini akan ditantang Rumania yang bakal tampil tanpa beban, dalam pertandingan 16 Besar Euro 2024 di Allianz Arena, Muenchen, Selasa malam pukul 23.00 WIB.
Kekalahan 2-3 dari Austria dalam pertandingan terakhir fase grup, membuat Oranye menghadapi tiga pertanyaan besar yang mesti segera diatasi kalau tidak mau menjadi korban kejutan Rumania.
Tiga pertanyaan besar itu menyangkut lemahnya barisan pertahanan, bahkan sudah diperkuat salah satu bek tengah terbaik di dunia, Virgil van Dijk.
Tim asuhan Ronald Koeman juga disorot karena disorganisasi di lini tengah. Dan terakhir, mereka dikuliti habis oleh penggemar karena manuver yang tidak efektif dan tumpul kala menekan lawan.
Bandingkan saja apa yang mereka lakukan selama fase grup, dengan Rumania dalam fase yang sama.
Mereka sama-sama memasukkan empat gol, tapi gawang Belanda kebobolan lebih banyak. Rumania kebobolan tiga kali, sedangkan Belanda empat kali.
Oranye memang sedikit lebih banyak dalam menciptakan peluang gol, tapi Rumania lebih terarah dalam mengirimkan bola.
Jika Belanda menciptakan 39 peluang yang 10 di antaranya tepat sasaran, maka Rumania membuat 32 peluang yang 14 di antaranya tepat menyasar gawang.
Meminjam statistik yang dibuat ESPN, Belanda hanya memenangkan pertarungan memperebutkan bola di sepertiga terakhir lapangan dengan rata-rata 3,3 kali per pertandingan. Angka ini terburuk kedua di antara 24 tim yang mengikuti Euro 2024.
Dalam hal lain, Rumania juga bisa menjadi tim yang lebih ulet, jika melihat jelajah berlari pemain-pemainnya. Mereka berlari dalam satu unit untuk menjelajah lapangan total sejauh 332,54 km, sedangkan Belanda sejauh 324,17 km.
Dalam kata lain, Ronald Koeman memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus segera dikerjakan, kalau tidak menjadi korban tim underdog yang bakal tampil tanpa beban tapi penuh percaya diri bahwa bisa melakukan yang tidak mungkin sekalipun.
Bekal yang sama
Kedua tim masuk babak ini dengan sama-sama berbekal empat poin dari sekali menang dan sekali seri.
Bagi Rumania yang berperingkat 47 dalam ranking FIFA, hasil itu sudah lebih dari memuaskan apalagi mereka keluar sebagai juara grup. Tetapi bagi Belanda yang berperingkat 7 hasil itu terbilang buruk, apalagi mereka cuma bisa menduduki peringkat ketiga dalam grupnya.
Oranye bisa membanggakan riwayat 14 pertemuan dengan Rumania sebelumnya yang 10 di antaranya dimenangkan oleh mereka, sedangkan Rumania hanya sekali menang ketika Belanda menyerah 0-1 dalam kualifikasi Piala Eropa 2008.
Belanda juga lebih superior dalam jejak mereka di Piala Eropa yang hampir selalu melewati babak 16 besar dari total 10 Euro yang pernah diikutinya sebelum ini, bahkan menjadi juara pada edisi 1988 ketika tuan rumahnya sama seperti edisi 2024.
Sebaliknya, terakhir kali Rumania mencapai 16 besar adalah Euro 2000. Selebihnya, dalam empat edisi Piala Eropa lain yang mereka ikuti, tim yang kini diasuh Anghel Iordanescu itu bahkan gagal ke 16 besar.
Terlihat ada dikotomi inferior dan superior dalam laga ini. Namun, tim yang menumbangkan Belgia yang berperingkat tiga dunia, jelas merasa tidak merasa inferior, apalagi mereka melenggang ke 16 besar dalam status juara grup.
Rumania justru akan tampil tanpa beban yang akan berbahaya bagi tim yang berusaha mencari lagi ritme permainannya seperti saat ini dilakukan Belanda.
Bahkan pemain-pemain Belanda ingin timnya menemukan formula untuk menggubah lagi irama permainan sampai seperti level Belanda biasanya.
Kapten Virgil van Dijk bahkan mengakui ritme yang rusak telah membuat kemampuan skuad Belanda tidak sekuat dibayangkan orang.
Tapi van Dijk tidak sedang mengkritik kemampuan individual rekan-rekannya yang semuanya hebat. Yang dia maksud adalah keinginan untuk menang.
Bek tengah Liverpool itu berkata bahwa "bukan taktik yang mesti disalahkan. Ini soal keinginan untuk menang." Van Dijk ingin rekan-rekannya memiliki lagi nafsu menang seperti dia lihat sehari-hari di Liverpool.
Aspek ini penting karena lawan yang tampil tanpa beban seperti Rumania pasti sangat membebani dan merepotkan tim yang menghadapinya.
Rombak lini tengah
Kecuali bek kiri Nicusor Bancu yang terkena hukuman akumulasi kartu kuning, Anghel Iordanescu, tak memiliki masalah pada skuadnya. Semuanya siap diturunkan menghadapi Belanda.
Untuk mengisi kekosongan di sayap kiri pertahanan, Iordanescu bisa mengandalkan bek kanan Vasile Mogos, atau mungkin Deian Sorescu.
Andrei Ratiu tetap bek kanan, sedangkan dua palang pintu Andrei Burca dan Radu Dragusin tetap melindungi kiper Florin Nita dalam formasi 4-1-4-1.
Marius Marin menjadi poros tunggal yang menjadi penghubung utama antara lini depan dan belakang.
Di depan dia, berdiri kuartet gelandang Florinel Coman, Nicolae Stanciu, Razpal Marin dan Ianus Hagi, yang akan aktif membantu ujung tombak Denis Dragus sekaligus mengisi ruang kosong di pertahanan lawan yang diciptakan Dragus.
Tuntutan untuk melakukan perombakan besar lebih dirasakan Ronald Koeman ketimbang Iordanescu.
Dia seharusnya mengubah para pengisi sektor tengah, khususnya Joey Veerman, yang tampil buruk saat Belanda ditelan Austria 2-3.
Dengan demikian, Jerdy Schouten kini harusnya bermitra dengan Tijjani Reijnders sebagai poros ganda dalam formasi 4-2-3-1.
Xavi Simons masuk kembali sebagai starter untuk membentuk triumvirat bersama dua sayap, Cody Gakpo di kiri dan Jeremy Frimpong di kanan, yang menyangga ujung tombak Memphis Depay.
Akan halnya bek sayap, Nathan Ake di kiri dan Denzel Dumpfries di kanan, akan tetap mengapit Vrigil van Dijk dan Stefan de Vrij di jantung pertahanan guna memproteksi penjaga gawang Bart Verbruggen.
Pemenang pertandingan ini akan menghadapi Turki atau Austria dalam perempatfinal pada Minggu dini hari pekan ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kekalahan 2-3 dari Austria dalam pertandingan terakhir fase grup, membuat Oranye menghadapi tiga pertanyaan besar yang mesti segera diatasi kalau tidak mau menjadi korban kejutan Rumania.
Tiga pertanyaan besar itu menyangkut lemahnya barisan pertahanan, bahkan sudah diperkuat salah satu bek tengah terbaik di dunia, Virgil van Dijk.
Tim asuhan Ronald Koeman juga disorot karena disorganisasi di lini tengah. Dan terakhir, mereka dikuliti habis oleh penggemar karena manuver yang tidak efektif dan tumpul kala menekan lawan.
Bandingkan saja apa yang mereka lakukan selama fase grup, dengan Rumania dalam fase yang sama.
Mereka sama-sama memasukkan empat gol, tapi gawang Belanda kebobolan lebih banyak. Rumania kebobolan tiga kali, sedangkan Belanda empat kali.
Oranye memang sedikit lebih banyak dalam menciptakan peluang gol, tapi Rumania lebih terarah dalam mengirimkan bola.
Jika Belanda menciptakan 39 peluang yang 10 di antaranya tepat sasaran, maka Rumania membuat 32 peluang yang 14 di antaranya tepat menyasar gawang.
Meminjam statistik yang dibuat ESPN, Belanda hanya memenangkan pertarungan memperebutkan bola di sepertiga terakhir lapangan dengan rata-rata 3,3 kali per pertandingan. Angka ini terburuk kedua di antara 24 tim yang mengikuti Euro 2024.
Dalam hal lain, Rumania juga bisa menjadi tim yang lebih ulet, jika melihat jelajah berlari pemain-pemainnya. Mereka berlari dalam satu unit untuk menjelajah lapangan total sejauh 332,54 km, sedangkan Belanda sejauh 324,17 km.
Dalam kata lain, Ronald Koeman memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus segera dikerjakan, kalau tidak menjadi korban tim underdog yang bakal tampil tanpa beban tapi penuh percaya diri bahwa bisa melakukan yang tidak mungkin sekalipun.
Bekal yang sama
Kedua tim masuk babak ini dengan sama-sama berbekal empat poin dari sekali menang dan sekali seri.
Bagi Rumania yang berperingkat 47 dalam ranking FIFA, hasil itu sudah lebih dari memuaskan apalagi mereka keluar sebagai juara grup. Tetapi bagi Belanda yang berperingkat 7 hasil itu terbilang buruk, apalagi mereka cuma bisa menduduki peringkat ketiga dalam grupnya.
Oranye bisa membanggakan riwayat 14 pertemuan dengan Rumania sebelumnya yang 10 di antaranya dimenangkan oleh mereka, sedangkan Rumania hanya sekali menang ketika Belanda menyerah 0-1 dalam kualifikasi Piala Eropa 2008.
Belanda juga lebih superior dalam jejak mereka di Piala Eropa yang hampir selalu melewati babak 16 besar dari total 10 Euro yang pernah diikutinya sebelum ini, bahkan menjadi juara pada edisi 1988 ketika tuan rumahnya sama seperti edisi 2024.
Sebaliknya, terakhir kali Rumania mencapai 16 besar adalah Euro 2000. Selebihnya, dalam empat edisi Piala Eropa lain yang mereka ikuti, tim yang kini diasuh Anghel Iordanescu itu bahkan gagal ke 16 besar.
Terlihat ada dikotomi inferior dan superior dalam laga ini. Namun, tim yang menumbangkan Belgia yang berperingkat tiga dunia, jelas merasa tidak merasa inferior, apalagi mereka melenggang ke 16 besar dalam status juara grup.
Rumania justru akan tampil tanpa beban yang akan berbahaya bagi tim yang berusaha mencari lagi ritme permainannya seperti saat ini dilakukan Belanda.
Bahkan pemain-pemain Belanda ingin timnya menemukan formula untuk menggubah lagi irama permainan sampai seperti level Belanda biasanya.
Kapten Virgil van Dijk bahkan mengakui ritme yang rusak telah membuat kemampuan skuad Belanda tidak sekuat dibayangkan orang.
Tapi van Dijk tidak sedang mengkritik kemampuan individual rekan-rekannya yang semuanya hebat. Yang dia maksud adalah keinginan untuk menang.
Bek tengah Liverpool itu berkata bahwa "bukan taktik yang mesti disalahkan. Ini soal keinginan untuk menang." Van Dijk ingin rekan-rekannya memiliki lagi nafsu menang seperti dia lihat sehari-hari di Liverpool.
Aspek ini penting karena lawan yang tampil tanpa beban seperti Rumania pasti sangat membebani dan merepotkan tim yang menghadapinya.
Rombak lini tengah
Kecuali bek kiri Nicusor Bancu yang terkena hukuman akumulasi kartu kuning, Anghel Iordanescu, tak memiliki masalah pada skuadnya. Semuanya siap diturunkan menghadapi Belanda.
Untuk mengisi kekosongan di sayap kiri pertahanan, Iordanescu bisa mengandalkan bek kanan Vasile Mogos, atau mungkin Deian Sorescu.
Andrei Ratiu tetap bek kanan, sedangkan dua palang pintu Andrei Burca dan Radu Dragusin tetap melindungi kiper Florin Nita dalam formasi 4-1-4-1.
Marius Marin menjadi poros tunggal yang menjadi penghubung utama antara lini depan dan belakang.
Di depan dia, berdiri kuartet gelandang Florinel Coman, Nicolae Stanciu, Razpal Marin dan Ianus Hagi, yang akan aktif membantu ujung tombak Denis Dragus sekaligus mengisi ruang kosong di pertahanan lawan yang diciptakan Dragus.
Tuntutan untuk melakukan perombakan besar lebih dirasakan Ronald Koeman ketimbang Iordanescu.
Dia seharusnya mengubah para pengisi sektor tengah, khususnya Joey Veerman, yang tampil buruk saat Belanda ditelan Austria 2-3.
Dengan demikian, Jerdy Schouten kini harusnya bermitra dengan Tijjani Reijnders sebagai poros ganda dalam formasi 4-2-3-1.
Xavi Simons masuk kembali sebagai starter untuk membentuk triumvirat bersama dua sayap, Cody Gakpo di kiri dan Jeremy Frimpong di kanan, yang menyangga ujung tombak Memphis Depay.
Akan halnya bek sayap, Nathan Ake di kiri dan Denzel Dumpfries di kanan, akan tetap mengapit Vrigil van Dijk dan Stefan de Vrij di jantung pertahanan guna memproteksi penjaga gawang Bart Verbruggen.
Pemenang pertandingan ini akan menghadapi Turki atau Austria dalam perempatfinal pada Minggu dini hari pekan ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024