Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur menerjunkan personel tim reaksi cepat (TRC) untuk membantu mencari korban tanah longsor di Kabupaten Blitar.

Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto mengemukakan pihaknya langsung menerjunkan TRC ke lokasi kejadian setelah mendapat informasi tanah longsor di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar.

"Selain personel, BPBD Jatim juga membawa sejumlah peralatan pencarian korban, seperti sekop, chainsaw, masker, dan kantong jenazah," katanya dalam rilis di Blitar, Senin.



Ia menambahkan BPBD Jatim juga membawa bantuan dukungan logistik untuk dapur umum berupa paket makanan siap saji, tambahan gizi, lauk pauk dan selimut.

Gatot mengungkapkan hingga saat ini tim gabungan yang terdiri atas SAR Blitar, BPBD Kabupaten Blitar, TRC BPBD Jatim, SAR Kanjurhuan, Tagana, TNI, Polri, para relawan, dan unsur perangkat desa serta kecamatan terus melakukan pencarian korban, dengan menggunakan dua alat berat.

Berdasarkan data terbaru, penanganan di lokasi kejadian, dua orang telah ditemukan Minggu (30/6) malam sekitar pukul 22.55 WIB, dalam kondisi meninggal dunia atas nama Jarianto (62) dan Mugiono (69).

Sedangkan satu orang, ditemukan dalam kondisi luka ringan atas nama Anto (23). Adapun seorang lagi masih dalam proses pencarian, yakni Gunawan (45).

Ia berharap ikhtiar yang dilakukan tim gabungan bisa membuahkan hasil dengan ditemukannya satu korban tersisa.

"Kami juga meminta segenap masyarakat untuk berhati-hati saat melakukan kegiatan di area yang memiliki potensi bencana alam, seperti tanah longsor atau lainnya," kata dia.

Bencana alam berupa tanah longsor ini terjadi pada Minggu (30/6) dengan ketinggian 20 meter, lebar 40 meter dan kedalaman 5 meter. Adapun luas areanya mencapai sekitar 250 meter persegi.

Selain itu, satu unit kandang ayam juga dilaporkan mengalami kerusakan.

Pihaknya juga telah mendirikan dapur umum Tagana Dinsos Jatim untuk kebutuhan logistik operasional pencarian di sekitar lokasi kejadian.

Sementara itu, Kepala Tim Pos SAR Trenggalek Yoni Fariza menjelaskan saat pencarian korban memang ada kendala, seperti material tanah longsor serta akses di lokasi tanah longsor tersebut.

Model tanah longsor tersebut, bagian bawah mengerucut sedangkan bagian atas lebar, sehingga membuat olah gerak alat berat menjadi terbatas.

Pihaknya juga mengganti alat berat dari sebelumnya ukuran kecil menjadi alat berat dengan ukuran besar. Selain itu, masih ada satu tambahan alat berat, namun masih ditahan di luar area longsor.
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024