Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mendukung petani buah naga setempat untuk mengembangkan varietas baru melalui berbagai program dan pendampingan secara intensif oleh tenaga penyuluh pertanian serta pelatihan sambung pucuk hingga bantuan bibit.

"Kita memang harus jeli melihat peluang pasar, selain memperkaya potensi pertanian daerah, ini juga bisa meningkatkan kesejahteraan petani karena harganya yang tinggi," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Kamis.

Banyuwangi telah menjadi salah satu sentra pemasok buah naga terbesar di Indonesia.

Tak hanya menanam buah naga merah dan putih, katanya, petani-petani hortikultura di Banyuwangi mengembangkan buah naga kuning yang tengah menjadi primadona dan diburu banyak orang.

"Selain di Kecamatan Pesanggaran, buah naga kuning juga dikembangkan beberapa daerah lainnya, seperti di Kecamatan Muncar, Giri, dan Gambiran," kata Ipuk.

Salah seorang petani buah naga di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Mulyadi sukses mengembangkan buah naga kuning. Dua tahun terakhir ia mengembangkan buah naga kuning varietas golden isis.

Varietas ini memiliki rasa yang unik, perpaduan rasa buah anggur dan leci. Tampilan buahnya juga eksotis, dengan warna kulit kuning keemasan.

"Harganya juga cukup tinggi, saat ini di pasaran sudah mencapai Rp50.000 per kilogram, sedangkan buah naga merah di bawahnya," kata Mulyadi.

Mulyadi menyebutkan, pola perawatan buah naga golden isis ini tidak jauh beda dengan buah naga merah.

Ia memberlakukan perawatan semi organik dengan memadukan penggunaan pupuk kandang dan pupuk kimia, serta kapur dolomit. Didukung dengan penyinaran lampu untuk merangsang pembungaan.

"Dari tanam hingga panen pertama biasanya butuh waktu 1-1,5 tahun. Tapi buah naga golden saya 9 bulan sudah panen perdana dan buahnya bagus," kata Mulyadi.

Dalam 1,5 tahun masa tanam dia mengaku sudah melakukan panen sebanyak 7 kali dengan hasil mencapai 2 ton.

"80 persen hasil panen kami dipasok ke supermarket di wilayah Surabaya, Jakarta, dan Yogyakarta," kata Mulyadi.(*)

 

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024