Surabaya - Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia Jawa Timur, Isdarmawan Asrikan, mengemukakan, kalangan eksporter selama ini masih menghadapi kendala tingginya biaya logistik di dalam negeri yang berdampak terhadap lemahnya daya saing. "Biaya logistik yang tinggi di dalam negeri tentu akan berdampak terhadap menurunnya daya saing," katanya di Surabaya, Kamis. Tingginya biaya logistik di dalam negeri seperti itu, menurut dia, cukup membebani eksporter karena akumulasi nilai barang akan membengkak. "Tapi, itu harus kita lakukan, karena banyak bahan baku berada di luar Jawa," katanya. Ia mencontohkan, biaya pengapalan barang satu kontainer dari Surabaya ke Makassar sebesar lima juta rupiah, sedangkan pengapalan barang yang sama ke Port Klang di Malaysia atau ke pelabuhan di Singapura hanya berkisar 250 - 300 dolar AS atau sekitar Rp2,5 juta. Karena itu, ia berharap pemerintah dapat memberikan dukungan guna menekan tingginya biaya logistik di dalam negeri sehingga daya saing eksporter meningkat. Sementara itu, data Badan Pusat Statistik menyebutkan, nilai ekspor Jatim secara kumulatif Januari ? Oktober 2011 mencapai 15.776,25 juta dolar AS atau naik sebesar 40,45 persen dibanding ekspor periode yang sama tahun 2010 sebesar 11.232,34 juta dolar AS. Sedangkan nilai ekspor Jatim pada Januari?Desember 2010 mencapai 14.217,19 juta dolar AS atau naik sebesar 38,61 persen dibanding ekspor periode yang sama tahun 2009 sebsar 10.257,30 juta dolar AS. Meski ekspor Jatim dalam tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan, tapi Isdarmawan belum dapat memprediksikan ekspor Jatim pada 2012. "Kami tetap optimistis tahun depan tetap naik, tapi kami tidak yakin peningkatannya sebesar tahun-tahun sebelumnya," katanya. Alasannya, kata dia, krisis ekonomi yang dialami Amerika dan Eropa diyakini berdampak terhadap ekspor Jatim, sebab pangsa pasar ekspor Jatim ke negara-negara tersebut mencapai 25 persen. Produk eskpor Jatim ke Amerika dan Eropa tidak hanya produk industri tapi juga produk perikanan, pertanian, kertas, sepatu dan lain sebagainya. "Jika upaya untuk memperluas pasar, khususnya ke Asia tidak optimal, maka ekspor Jatim pada 2012 kemungkinan juga kurang maksimal. Apalagi, persaingan di pasar Asia juga tidak ringan karena ada China, Vietnam dan lainnya," kata Isdarmawan. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011