Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan adanya kemunculan kubah lava di bagian barat kawah Gunung Ibu yang berlokasi di Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara.
Ketua Tim Gunung Api dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Heruningtyas Desi Purnamasari mengatakan itu kubah baru yang sebelumnya tidak ada di Gunung Ibu.
Baca juga: Gunung Ibu meletus luncurkan awan abu setinggi 4 kilometer
"(Kubah lava itu) terbentuk dari erupsi-erupsi sebelumnya, bukan terjadi dalam sekejap," kata Tyas saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Kubah lava adalah tonjolan berbentuk gundukan melingkar yang terbentuk dari ekstrusi lava kental secara perlahan dari gunung berapi.
Kubah lava terbentuk dari magma yang keluar dari dalam bumi, lalu mendingin secara cepat, karena ada interaksi dengan udara di permukaan.
Tyas mengungkapkan kemunculan kubah lava di Gunung Ibu terjadi akibat perpindahan lubang letusan dan fenomena perpindahan titik erupsi.
Menurutnya, kubah lava merupakan hal yang wajar atau biasa terjadi di puncak gunung api.
"Potensi dari pada kubah lava adalah collapse yang bisa terjadi longsor atau guguran yang dapat memicu aliran piroklastik," ujar Tyas.
Sejak 16 Mei 2024 sampai hari ini Gunung Ibu masih menyandang status Awas atau level IV lantaran aktivitas vulkanik dan kegempaan masih terbilang tinggi.
Badan Geologi merekomendasikan masyarakat agar tidak beraktivitas di dalam radius empat kilometer dan perluasan sektoral berjarak tujuh kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif.
Gunung Ibu merupakan gunung api tipe strato dan memiliki ketinggian puncak 1.340 meter di atas permukaan laut yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Ketua Tim Gunung Api dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Heruningtyas Desi Purnamasari mengatakan itu kubah baru yang sebelumnya tidak ada di Gunung Ibu.
Baca juga: Gunung Ibu meletus luncurkan awan abu setinggi 4 kilometer
"(Kubah lava itu) terbentuk dari erupsi-erupsi sebelumnya, bukan terjadi dalam sekejap," kata Tyas saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Kubah lava adalah tonjolan berbentuk gundukan melingkar yang terbentuk dari ekstrusi lava kental secara perlahan dari gunung berapi.
Kubah lava terbentuk dari magma yang keluar dari dalam bumi, lalu mendingin secara cepat, karena ada interaksi dengan udara di permukaan.
Tyas mengungkapkan kemunculan kubah lava di Gunung Ibu terjadi akibat perpindahan lubang letusan dan fenomena perpindahan titik erupsi.
Menurutnya, kubah lava merupakan hal yang wajar atau biasa terjadi di puncak gunung api.
"Potensi dari pada kubah lava adalah collapse yang bisa terjadi longsor atau guguran yang dapat memicu aliran piroklastik," ujar Tyas.
Sejak 16 Mei 2024 sampai hari ini Gunung Ibu masih menyandang status Awas atau level IV lantaran aktivitas vulkanik dan kegempaan masih terbilang tinggi.
Badan Geologi merekomendasikan masyarakat agar tidak beraktivitas di dalam radius empat kilometer dan perluasan sektoral berjarak tujuh kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif.
Gunung Ibu merupakan gunung api tipe strato dan memiliki ketinggian puncak 1.340 meter di atas permukaan laut yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024