Pemerintah Kota Malang berupaya meningkatkan pemahaman risiko bencana bagi kelompok rentan dalam upaya meminimalkan dampak bencana yang lebih besar, seperti jatuhnya korban jiwa.

Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat di Kota Malang, Selasa, mengatakan kelompok rentan, seperti kaum disabilitas dan lansia, perlu mendapatkan penguatan pemahaman tentang potensi, risiko, dan dampak bencana.

"Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan dampak yang lebih besar, seperti adanya korban jiwa," kata dia dalam Sosialisasi dan Edukasi Rawan Bencana Tematik.

Ia menjelaskan penguatan kolaborasi dan sinergi kepada semua pihak dalam membangun komitmen merupakan salah satu kunci untuk meminimalkan dampak bencana.

Kelompok rentan tersebut, diharapkan juga memberikan masukan kepada Pemerintah Kota Malang.

Masukan dari kelompok rentan kepada Pemerintah Kota Malang tersebut, ujarnya, akan dipergunakan sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan ke depan.

Dengan mengetahui risiko bencana, kata dia, dapat meminimalisasi dampak yang ditimbulkan.

"Butuh langkah bersama dalam membangun komitmen untuk penanggulangan dan penanganan bencana di Kota Malang. Khususnya bagaimana saudara-saudara sekalian mengetahui apa saja potensi, risiko dan dampak yang timbul akibat bencana," katanya.

Ia mengharapkan sosialisasi tersebut juga menjaring berbagai masukan dari kelompok rentan yang akan ditindaklanjuti melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tematik.

"Nantinya masukan dan usulan yang ada akan ditindaklanjuti melalui Musrenbang Tematik sebagai bentuk dan upaya perencanaan pembangunan yang berkelanjutan," ujarnya.

Sosialisasi dan Edukasi Rawan Bencana Tematik yang dimotori Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang tersebut, diikuti kurang lebih 130 orang, di mana 75 orang di antaranya kelompok disabilitas.

Salah satu potensi bencana yang terjadi di Kota Malang, berupa banjir yang dipicu bencana hidrometeorologi atau bencana alam yang dipengaruhi oleh faktor cuaca, saat musim hujan.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024