Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menggandeng founder Rumah Perubahan Prof. Renald Kasali guna mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) setempat untuk terus adaptif dalam merespons segala bentuk perubahan zaman.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan tantangan ke depan semakin berat karena perubahan makin cepat sehingga membutuhkan respons cepat untuk adaptasi.
"Tantangan hari ini semakin berat, dan perubahan beralih begitu cepat. Ini membutuhkan respons yang cepat karena jika tidak segera beradaptasi kita akan tertinggal," kata Bupati Ipuk saat membuka acara pembinaan ASN di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis.
Bupati mendorong ASN di lingkungan Pemkab Banyuwangi agar terus bisa beradaptasi di tengah berbagai perkembangan terutama dalam memberikan pelayanan publik.
"Jika ingin daerah tetap maju, maka mau tidak mau harus berubah," ucap Bupati Ipuk.
Sementara itu, Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia Prof. Renald Kasali menyampaikan bahwa saat ini dunia mengalami disrupsi. Semua sektor mengalami perubahan mulai alam, sosial politik, sistem ekonomi, teknologi hingga gaya hidup.
"Dengan berbagai perubahan ini, kita memasuki tatanan yang disebut dengan BANI," kata penulis buku series Distruption tersebut.
BANI sendiri merupakan akronim dari brittle, anxious, non-linear, dan incomprehensible. Hal tersebut merupakan paradoks yang terjadi pada manusia di tengah berbagai kemajuan dan perubahan yang begitu cepat.
Prof Renald menjelaskan bahwa banyak generasi saat ini yang tampaknya kuat ternyata rapuh (brittle), begitu pula dengan dunia yang terlihat serba terkendali ini, melahirkan orang-orang yang mudah cemas (anxious) dan perjalanan hidup juga tak selalu berjalan linier, semuanya serba tidak terduga.
"Yang terakhir incomprehensible. Saat ini banyak spesialis dalam berbagai bidang sampai akhirnya antar-spesialis saling tak mengetahui yang mengakibatkan sistem yang komprehensif tidak terwujud," katanya.
Dengan gejala-gejala tersebut, menurut Renald, ASN harus dapat beradaptasi dengan perubahan dan Penerapan teknologi informasi menjadi sesuatu yang tak bisa diabaikan begitu saja.
"Mau tidak mau, kita harus belajar. Mengaktualkan diri dengan berbagai perkembangan. Sembari terus memahami karakter yang muncul di tengah masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan tantangan ke depan semakin berat karena perubahan makin cepat sehingga membutuhkan respons cepat untuk adaptasi.
"Tantangan hari ini semakin berat, dan perubahan beralih begitu cepat. Ini membutuhkan respons yang cepat karena jika tidak segera beradaptasi kita akan tertinggal," kata Bupati Ipuk saat membuka acara pembinaan ASN di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis.
Bupati mendorong ASN di lingkungan Pemkab Banyuwangi agar terus bisa beradaptasi di tengah berbagai perkembangan terutama dalam memberikan pelayanan publik.
"Jika ingin daerah tetap maju, maka mau tidak mau harus berubah," ucap Bupati Ipuk.
Sementara itu, Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia Prof. Renald Kasali menyampaikan bahwa saat ini dunia mengalami disrupsi. Semua sektor mengalami perubahan mulai alam, sosial politik, sistem ekonomi, teknologi hingga gaya hidup.
"Dengan berbagai perubahan ini, kita memasuki tatanan yang disebut dengan BANI," kata penulis buku series Distruption tersebut.
BANI sendiri merupakan akronim dari brittle, anxious, non-linear, dan incomprehensible. Hal tersebut merupakan paradoks yang terjadi pada manusia di tengah berbagai kemajuan dan perubahan yang begitu cepat.
Prof Renald menjelaskan bahwa banyak generasi saat ini yang tampaknya kuat ternyata rapuh (brittle), begitu pula dengan dunia yang terlihat serba terkendali ini, melahirkan orang-orang yang mudah cemas (anxious) dan perjalanan hidup juga tak selalu berjalan linier, semuanya serba tidak terduga.
"Yang terakhir incomprehensible. Saat ini banyak spesialis dalam berbagai bidang sampai akhirnya antar-spesialis saling tak mengetahui yang mengakibatkan sistem yang komprehensif tidak terwujud," katanya.
Dengan gejala-gejala tersebut, menurut Renald, ASN harus dapat beradaptasi dengan perubahan dan Penerapan teknologi informasi menjadi sesuatu yang tak bisa diabaikan begitu saja.
"Mau tidak mau, kita harus belajar. Mengaktualkan diri dengan berbagai perkembangan. Sembari terus memahami karakter yang muncul di tengah masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024