Direktur Utama Indonesia Basketball League (IBL) Junas Miradiarsyah menyatakan hasil investigasi Laga Pacific Caesar Surabaya lawan Amartha Hangtuah akan diumumkan awal Juni 2024.
"Kami sudah menerima kabar bahwa investigasinya selesai dan akan diumumkan pada awal minggu depan atau awal Juni," ucapnya usai pertandingan Pasific Caesar Surabaya lawan Bali United Basketball di Gor Pasific Caesar Surabaya, Minggu malam.
Hasil yang disampaikan, kata dia, terkait sanksi material atau nonmaterial kepada para perangkat pertandingan bertugas saat itu.
"Karena hal itu akan berbeda-beda bentuknya, ada wasit sampai pengawas pertandingan, nanti ditunggu saja," katanya.
Sedangkan, untuk klaim Pasific Caesar Surabaya yang menginginkan tanding ulang, Junas menjelaskan bahwa keputusan pertandingan tidak berubah.
"Kalau tanding ulang itu kan harus dilihat secara menyeluruh apa yang menyebabkan bisa dilakukan pertandingan ulang. Itu ada prosesnya baik aturan penyelenggara liga maupun FIBA. Sebagai contoh, ketika tim itu melakukan protes ada proses yang dilalui yakni dokumen yang harus ditandatangani dan dijalankan. Sayangnya itu tidak dilalui dengan baik dan benar," ujarnya.
Oleh karena mekanismenya tidak dijalankan dengan baik, lanjutnya, maka tidak bisa dilakukan protes termasuk untuk pertandingan ulang.
"Mekanisme di FIBA pun juga sama ada yang harus dilalui dan dijalankan dengan baik dan benar," ucap Junas.
Namun, dengan adanya kejadian tersebut pihaknya juga menjadikannya pembelajaran dalam menangani pertandingan kedepannya untuk lebih baik lagi.
"Semua mekanisme ini, kami menghargai masukan dan juga semua pendapat tetapi dalam melakukan sebuah keputusan kami harus lihat dari peraturan yang berlaku," tuturnya.
Pada laga Pacific vs Hangtuah yang dimenangkan oleh tim Jakarta dengan skor tipis 76-78 tersebut terdapat kekeliruan yang mengubah hasil akhir pertandingan.
Kronologis kejadian terjadi di sisa waktu 2 menit 50 detik saat pemain Hangtuah Zoran Talley melakukan tembakan tripoin. Bola terpantul di back board, dan ditangkap oleh pemain Hangtuah Fisyaiful Amir.
Saat penguasaan bola Fisyaiful, detik shot clock sudah menunjukkan 00 yang artinya Hangtuah melakukan pelanggaran karena tidak menembakkan bola dalam waktu 24 detik (shot clock violation).
Namun, bola dioper ke pemain Hangtuah lainnya Ronald Delph yang selanjutnya mencetak 2 poin. Lampu LED pada ring menyala, namun ketiga wasit mengakui tidak dapat memastikan apakah bola tersebut mengenai ring atau tidak, dan tidak juga memutuskan serta tidak memberi sinyal adanya shot clock violation.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Kami sudah menerima kabar bahwa investigasinya selesai dan akan diumumkan pada awal minggu depan atau awal Juni," ucapnya usai pertandingan Pasific Caesar Surabaya lawan Bali United Basketball di Gor Pasific Caesar Surabaya, Minggu malam.
Hasil yang disampaikan, kata dia, terkait sanksi material atau nonmaterial kepada para perangkat pertandingan bertugas saat itu.
"Karena hal itu akan berbeda-beda bentuknya, ada wasit sampai pengawas pertandingan, nanti ditunggu saja," katanya.
Sedangkan, untuk klaim Pasific Caesar Surabaya yang menginginkan tanding ulang, Junas menjelaskan bahwa keputusan pertandingan tidak berubah.
"Kalau tanding ulang itu kan harus dilihat secara menyeluruh apa yang menyebabkan bisa dilakukan pertandingan ulang. Itu ada prosesnya baik aturan penyelenggara liga maupun FIBA. Sebagai contoh, ketika tim itu melakukan protes ada proses yang dilalui yakni dokumen yang harus ditandatangani dan dijalankan. Sayangnya itu tidak dilalui dengan baik dan benar," ujarnya.
Oleh karena mekanismenya tidak dijalankan dengan baik, lanjutnya, maka tidak bisa dilakukan protes termasuk untuk pertandingan ulang.
"Mekanisme di FIBA pun juga sama ada yang harus dilalui dan dijalankan dengan baik dan benar," ucap Junas.
Namun, dengan adanya kejadian tersebut pihaknya juga menjadikannya pembelajaran dalam menangani pertandingan kedepannya untuk lebih baik lagi.
"Semua mekanisme ini, kami menghargai masukan dan juga semua pendapat tetapi dalam melakukan sebuah keputusan kami harus lihat dari peraturan yang berlaku," tuturnya.
Pada laga Pacific vs Hangtuah yang dimenangkan oleh tim Jakarta dengan skor tipis 76-78 tersebut terdapat kekeliruan yang mengubah hasil akhir pertandingan.
Kronologis kejadian terjadi di sisa waktu 2 menit 50 detik saat pemain Hangtuah Zoran Talley melakukan tembakan tripoin. Bola terpantul di back board, dan ditangkap oleh pemain Hangtuah Fisyaiful Amir.
Saat penguasaan bola Fisyaiful, detik shot clock sudah menunjukkan 00 yang artinya Hangtuah melakukan pelanggaran karena tidak menembakkan bola dalam waktu 24 detik (shot clock violation).
Namun, bola dioper ke pemain Hangtuah lainnya Ronald Delph yang selanjutnya mencetak 2 poin. Lampu LED pada ring menyala, namun ketiga wasit mengakui tidak dapat memastikan apakah bola tersebut mengenai ring atau tidak, dan tidak juga memutuskan serta tidak memberi sinyal adanya shot clock violation.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024