Kediri - Belasan perempuan yang mengatasnamakan diri dari Paguyuban Peduli Perempuan Kota Kediri (P3K2) melakukan unjuk rasa di alun-alun kota setempat menuntut pemerintah lebih peduli terhadap perempuan dan anak dengan membuat peraturan daerah tentang perlindungan perempuan dan anak. "Banyak kasus yang menimpa perempuan dan anak. Mereka kurang mendapat perlindungan, salah satunya ketika dalam rumah tangga terjadi kekerasan," kata koordinator aksi, Alfi Zahiroh, Kamis. Ia menyayangkan sikap pemerintah yang kurang perhatian terhadap nasib perempuan dan anak-anak sehingga selalu menjadi korban dan objek dari orang-orang terdekat mereka. Pada 2011 ini saja pihaknya sudah menerima lima pengaduan tentang kekerasan dalam rumah tangga. Faktor yang mempengaruhi hampir semuanya adalah masalah ekonomi dan adanya orang ketiga. "Ini hanya data yang masuk ke kami, belum yang dilaporkan ke polisi. Kami prihatin, karena tiap tahun selalu terjadi kasus yang seperti ini, bahkan cenderung meningkat," ucapnya. Adanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT) ternyata belum membuat jera para pelaku tindak kekerasan. Untuk itu, kata dia, pemerintah harus membuat peraturan daerah (perda) untuk melindungi perempuan dan anak. Dengan adanya perda, akan memiliki kekuatan hukumnya lebih mengena, mengingat yang membuat aturan itu adalah pemerintah daerah (pemda). Ia juga mengemukakan bahwa sampai saat ini masyarakat masih banyak yang belum mengetahui tentang UU PKDRT tersebut, sehingga dengan adanya perda sosialisasi kepada masyarakat akan lebih mudah. "Kami minta pemerintah berkomitmen dalam perlindungan perempuan dan anak. Masyarakat masih banyak yang belum tahu tentang peraturan itu," ucapnya. Dalam aksinya, belasan perempuan itu juga menyanyikan lagi Iwan Fals yang berjudul "Ibu". Mereka sempat orasi sebentar di alun-alun Kota Kediri. Sejumlah seleberan juga dibagikan kepada pengguna jalan. Aksi dalam rangka memperingati Hari Ibu, 22 Desember itu membuat arus lalu lintas sempat macet, namun beberapa saat kemudian bisa diurai. Polisi juga berjaga di lokasi mengantisipasi aksi itu membuat keributan. Setelah berorasi dan menyebarkan selebaran, massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib. Petugas juga tetap mengawal mereka hingga kegiatan berakhir. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011