Bojonegoro - Pemkab Bojonegoro, Jatim, menyiapkan 30 ribu karung pasir untuk mengantisipasi meluapnya air Bengawan Solo di Desa Kanor, Kecamatan Kanor, yang tanggulnya ambles dua meter sepanjang 200 meter lebih.
"Kalau memang sewaktu-waktu banjir luapan Bengawan Solo datang, pengamanannya dengan karung yang diisi pasir, untuk "igiran" tanggul yang ambles, " kata Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro, Bambang Budi Susanto, Selasa.
Ia menjelaskan amblesnya tanggul kanan di Kecamatan Kanor yang dibangun pada 2010 tersebut sudah dilaporkan ke Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jateng.
Namun demikian, jika Balai Besar Bengawan Solo di Solo belum bisa melakukan perbaikan, penanganan darurat akan memanfaatkan karung yang diisi pasir untuk menangani tanggul yang ambles.
Selain itu, lanjutnya, juga sudah dipersiapkan "bronjong" kawat yang akan dimanfaatkan mengamankan tanggul di desa setempat yang ambles sekitar 60 centimeter sepanjang 30 meter.
Bambang yang sudah meninjau lokasi tanggul Bengawan Solo yang ambles itu menduga penyebab amblesnya tanggul itu karena lokasinya berada di tikungan luar sungai, sehingga ketika debit air Bengawan Solo bertambah, mengakibatkan tanah lokasi tanggul ambles.
"Itu hal biasa, hanya memang tetap harus diamankan, agar air luapan Bengawan Solo tidak melimpas, " katanya menjelaskan.
Menurut dia, jika tanggul yang ambles itu tidak ditangani, air luapan Bengawan Solo akan melimpas dan meredam pemukiman warga dan areal pertanian. "Secara teknis, ketinggian tanggul mampu mengamankan banjir Bengawan Solo dengan skala besar, " katanya.
Dari keterangan warga setempat, tanggul kanan Bengawan Solo, tepatnya di Dusun Grape, Desa Kanor, Kecamatan Kanor, mulai kelihatan retak-retak pada September lalu. Bersamaan datangnya musim hujan dan bertambahnya debit air Bengawan Solo, tanggul tersebut kemudian ambles.
Tanggul kanan Bengawan Solo di Kecamatan Kanor yang dibangun Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jateng, panjangnya mencapai 17 kilometer. Pembangunan tanggul yang dilakukan secara bertahap itu memiliki lebar dasar 12 meter, lebar atas empat meter, dan ketinggian sekitar 17 meter dari permukaan air laut.
Lokasi tanggul yang memajang di enam desa di Kecamatan Kanor itu diperkirakan mampu mengamankan pemukiman warga di Kecamatan Kanor, termasuk ribuan hektare areal pertanian di wilayah setempat.
Berdasarkan data, pada banjir besar awal 2008, tanggul lama di Kecamatan Kanor, jebol di sejumlah lokasi yang mengakibatkan puluhan rumah di wilayah setempat hanyut. Selain itu, luapan air juga merendam ribuan pemukiman warga dan ribuan hektare areal pertanian di sejumlah desa di Kecamatan Kanor. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011