Paris (ANTARA/AFP) - Sedikitnya 112 negara di seluruh dunia secara resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara, mulai dari kawasan Afrika hingga Asia, Eropa dan Amerika Latin. Di Amerika Latin, Uruguay dan Peru bergabung dengan negara-negara lain yang mengakui Palestina tahun ini, dimana 12 dari 13 negara di kawasan itu secara resmi mengakuinya sebagai sebuah negara. Hanya Kolombia, sekutu utama AS di kawasan itu, tidak memberikan pengakuan tersebut. Di Amerika Tengah, negara Palestina diakui oleh Kuba, Costa Rica, Nikaragua, Honduras dan El Salvador. Negara-negara Arab juga memberikan pengakuan kepada Palestina, termasuk Suriah pada Juli tahun ini. Di Eropa, Islandia menjadi negara terakhir yang mengakui Palestina, setelah Republik Ceko, Hongaria, Malta dan Polandia. Sekitar 150 negara mempertahankan hubungan diplomatik dengan Palestina dalam satu bentuk atau pola lain. Palestina saat ini memiliki status pengamat di PBB, namun pada September, Presiden Palestina Mahmud Abbas secara resmi meminta badan dunia itu memberikan status keanggotaan penuh negara. Pada Oktober, Palestina memperoleh keanggotaan penuh di organisasi kebudayaan PBB UNESCO, dalam satu kemenangan diplomatik yang mendapat penentangan sengit dari AS dan Israel. Sebelumnya pekan ini, Abbas mendesak Uni Eropa mendukung upaya keanggotaan mereka di PBB setelah bendera Palestina dikibarkan di markas UNESCO untuk yang pertama kali. Menurut Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), 130 negara telah mengakui Palestina sebagai sebuah negara. Palestina saat ini menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari. Namun, kedua kubu tersebut telah melakukan rekonsiliasi dan mempersiapkan pembentukan pemerintah sementara. Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris. Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel setelah Hamas berkuasa. Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza dua tahun lalu dengan dalih untuk menghentikan penembakan roket yang hampir setiap hari ke wilayah negara Yahudi tersebut. Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tiga-belas warga Israel, sepuluh dari mereka prajurit, tewas selama perang itu. Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011