Sebanyak sembilan calon mahasiswa disabilitas mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) sesi tiga di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kamis.
"Sesi disabilitas ini diikuti dua peserta tunanetra dan tujuh peserta tunadaksa. Tes ini kita fokuskan ke satu tempat, yaitu di rektorat untuk memudahkan peserta. Untuk di Surabaya, sesi disabilitas hanya ada di Unesa," ucap Wakil Rektor I Unesa, Prof Dr Madlazim di sela pelaksanaan UTBK di kampus setempat.
Guru besar FMIPA yang memimpin bidang akademik, kemahasiswaan, dan alumni itu menambahkan tes UTBK sesi khusus disabilitas ini merupakan komitmen untuk memberikan akses dan kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi kepada semua, disabilitas maupun yang non-disabilitas.
"Jadi, tidak ada diskriminasi, semua kami berikan kesempatan dan siapkan fasilitas ramah disabilitas. Selain disiapkan pengawas dan pendamping dari unsur dosen dan mahasiswa PLB (pendidikan luar biasa), juga dari SMCC (subdirektorat mitigasi crisis center) untuk masing-masing peserta, juga disiapkan alat-alat khusus," katanya.
Kasubdit Infrastruktur dan Teknologi Informatika, dan Pusat Data Unesa, I Gusti Lanang Putra Eka Prismana, S.Kom., M.Kom., menambahkan dari aspek persiapan untuk sesi disabilitas hampir sama dengan tahun sebelumnya.
Dari sisi aplikasi, disiapkan teknologi NVDA (Non-Visual Desktop Access) untuk membantu peserta tunanetra dalam membaca dan memahami teks soal. Teks yang ada di layar ditransformasikan menjadi suara. Selain itu, juga ada bantuan reglet dari pusat.
Kasubdit Penerimaan dan Kelulusan Mahasiswa Unesa, Dr Sukarmin menuturkan bahwa pelaksanaan tes UTBK di kampusnya sejak hari pertama secara umum berjalan lancar, termasuk untuk sesi khusus disabilitas.
"Komitmen Unesa, yaitu memberikan kesempatan dan memfasilitasi peserta disabilitas dan nondisabilitas melalui sejumlah persiapan, sehingga peserta disabilitas bisa menjalani tes dengan nyaman dan lancar," ucap Sukarmin.
Komitmen Unesa pada disabilitas tidak hanya pada pelaksanaan UTBK, tetapi juga pembukaan penerimaan disabilitas pada jalur mandiri. Peserta yang misalnya belum berhasil di jalur UTBK, bisa menggunakan nilai UTBK-nya untuk mendaftar di jalur mandiri kategori disabilitas atau jalur nontes disabilitas.
Ferdinan Valentino, salah satu peserta tunanetra menyampaikan bahwa tes yang dijalaninya berjalan lancar. Dia sudah melakukan persiapan, sehingga tidak deg-degan saat berhadapan dengan soal UTBK.
"Saya sudah belajar dan lancar. Tadi ada beberapa soal yang saya pelajari, tapi tidak keluar," ucap peserta yang ditemani ayahnya itu.
Pria yang akrab disapa Valen itu awalnya merasa tidak percaya diri untuk kuliah. Namun, demi untuk belajar didukung orang tuanya, dia memilih untuk berjuang masuk Unesa melalui jalur UTBK. Di Unesa dia memilih Prodi S-1 Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan S-1 Ilmu Komunikasi.
"Saya punya motivasi tersendiri untuk mengambil Prodi tersebut. Saya pilih S-1 PLB ingin lulusan mahasiswanya yang disabilitas memiliki nilai unggul yang dapat bersaing dengan orang pada umumnya. Semoga saja hasil tes ini bisa maksimal dan saya bisa masuk Unesa," ucap Valen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Sesi disabilitas ini diikuti dua peserta tunanetra dan tujuh peserta tunadaksa. Tes ini kita fokuskan ke satu tempat, yaitu di rektorat untuk memudahkan peserta. Untuk di Surabaya, sesi disabilitas hanya ada di Unesa," ucap Wakil Rektor I Unesa, Prof Dr Madlazim di sela pelaksanaan UTBK di kampus setempat.
Guru besar FMIPA yang memimpin bidang akademik, kemahasiswaan, dan alumni itu menambahkan tes UTBK sesi khusus disabilitas ini merupakan komitmen untuk memberikan akses dan kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi kepada semua, disabilitas maupun yang non-disabilitas.
"Jadi, tidak ada diskriminasi, semua kami berikan kesempatan dan siapkan fasilitas ramah disabilitas. Selain disiapkan pengawas dan pendamping dari unsur dosen dan mahasiswa PLB (pendidikan luar biasa), juga dari SMCC (subdirektorat mitigasi crisis center) untuk masing-masing peserta, juga disiapkan alat-alat khusus," katanya.
Kasubdit Infrastruktur dan Teknologi Informatika, dan Pusat Data Unesa, I Gusti Lanang Putra Eka Prismana, S.Kom., M.Kom., menambahkan dari aspek persiapan untuk sesi disabilitas hampir sama dengan tahun sebelumnya.
Dari sisi aplikasi, disiapkan teknologi NVDA (Non-Visual Desktop Access) untuk membantu peserta tunanetra dalam membaca dan memahami teks soal. Teks yang ada di layar ditransformasikan menjadi suara. Selain itu, juga ada bantuan reglet dari pusat.
Kasubdit Penerimaan dan Kelulusan Mahasiswa Unesa, Dr Sukarmin menuturkan bahwa pelaksanaan tes UTBK di kampusnya sejak hari pertama secara umum berjalan lancar, termasuk untuk sesi khusus disabilitas.
"Komitmen Unesa, yaitu memberikan kesempatan dan memfasilitasi peserta disabilitas dan nondisabilitas melalui sejumlah persiapan, sehingga peserta disabilitas bisa menjalani tes dengan nyaman dan lancar," ucap Sukarmin.
Komitmen Unesa pada disabilitas tidak hanya pada pelaksanaan UTBK, tetapi juga pembukaan penerimaan disabilitas pada jalur mandiri. Peserta yang misalnya belum berhasil di jalur UTBK, bisa menggunakan nilai UTBK-nya untuk mendaftar di jalur mandiri kategori disabilitas atau jalur nontes disabilitas.
Ferdinan Valentino, salah satu peserta tunanetra menyampaikan bahwa tes yang dijalaninya berjalan lancar. Dia sudah melakukan persiapan, sehingga tidak deg-degan saat berhadapan dengan soal UTBK.
"Saya sudah belajar dan lancar. Tadi ada beberapa soal yang saya pelajari, tapi tidak keluar," ucap peserta yang ditemani ayahnya itu.
Pria yang akrab disapa Valen itu awalnya merasa tidak percaya diri untuk kuliah. Namun, demi untuk belajar didukung orang tuanya, dia memilih untuk berjuang masuk Unesa melalui jalur UTBK. Di Unesa dia memilih Prodi S-1 Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan S-1 Ilmu Komunikasi.
"Saya punya motivasi tersendiri untuk mengambil Prodi tersebut. Saya pilih S-1 PLB ingin lulusan mahasiswanya yang disabilitas memiliki nilai unggul yang dapat bersaing dengan orang pada umumnya. Semoga saja hasil tes ini bisa maksimal dan saya bisa masuk Unesa," ucap Valen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024