Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memprioritaskan pelestarian adat dan tradisi serta budaya, salah satunya tradisi Puter Kayun yang rutin digelar tiap 10 Syawal.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi Taufik Rohman menyatakan pelestarian adat, tradisi, dan budaya di kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu menjadi prioritas pemerintah daerah setempat.

"Tradisi setelah Lebaran di Banyuwangi memang banyak, selain Puter Kayun juga ada Barong Ider Bumi dan Seblang Olehsari yang masih berlangsung," ujarnya di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat.

Menurut ia, masyarakat Osing Banyuwangi memiliki berbagai tradisi dan ritual adat usai Hari Raya Idul Fitri, selain Barong Ider Bumi Kemiren, ritual adat Seblang Olehsari juga menggelar tradisi Puter Kayun yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Boyolangu Banyuwangi.

Tradisi Puter Kayun merupakan tradisi napak tilas yang dilakukan warga Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi menuju tempat wisata Watudodol.

Tradisi yang digelar tiap 10 Syawal ini merupakan penepatan janji warga Boyolangu kepada para leluhur yang telah berjasa membuka akses di kawasan Banyuwangi utara. Banyak anak muda yang terlibat dalam ritual Puter Kayun, dengan ikut mengarak delman.

Dengan Puter Kayun masyarakat mengingat dari mana berasal dan hal itu juga merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah membuka akses ke wilayah utara.

Tradisi Puter Kayun bukan hanya warisan budaya, tetapi juga menjadi daya tarik yang menambah kekayaan ragam budaya Banyuwangi dan tradisi ini menjadi simbol kebersamaan yang bisa menginspirasi banyak orang.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024