Bojonegoro - Pemkab Bojonegoro, Jatim, menyusun desain rinci jaringan irigasi pertanian, untuk memanfaatkan air di tampungan Bendung Gerak Bengawan Solo di Desa Padang, Kecamatan Trucuk, yang diperkirakan biaya pembangunannya mencapai Rp20 miliar. "Kami masih melakukan perhitungan dan studi lapangan untuk pengembangan jaringan irigasi Bendung Gerak, kalau perkiraan dana yang dibutuhkan bisa mencapai Rp20 miliar, " kata Kepala Dinas Pengairan Pemkab Bojonegoro, Bambang Budi Susanto, Sabtu. Ia menjelaskan, secara prinsip pola pemanfaatan air tampungan memanjang di Bendung Gerak, yang besarnya mencapai 13 juta meter kubik tersebut, bisa dengan sistim pompanisasi dan air mengalir secara gravitasi."Ada empat pompa yang akan dimanfaatkan mengalirkan air dari tampungan bendung ke lokasi areal pertanian, " jelasnya. Disebutkan, di sejumlah desa di Kecamatan Cepu, Blora, Jawa Tengah, pemanfaatan air irigasi pertanian, untuk areal pertanian seluas 665 hektare, dengan memanfaatkan pompa. Begitu pula, di Desa Batokan, Kecamatan Kasiman dengan luas areal pertanian 937 hektare, juga di Kecamatan Purwosari dengan luas 2.752 hektare dan di Kecamatan Kalitidu, seluas 824 hektare. Namun, lanjutnya, areal pertanian di sejumlah desa di Kecamatan Kalitidu dan Purwosari dengan luas 6.230 hektare, bisa mendapatkan air irigasi yang mengalir melalui jaringan irigasi secara gravitasi."Kami masih melakukan kajian di lapangan untuk menentukan lokasi yang cocok untuk jaringan irigasi, dengan bisa menjangkau daerah di atasnya, seperti areal pertanian di Kecamatan Tambakrejo, " katanya mengungkapkan. Bambang mengaku, dalam membangun jaringan irigasi Bendung Gerak tersebut, paling tidak membutuhkan waktu dua tahun anggaran. Sebab, selain dana yang dibutuhkan cukup besar mencapai Rp20 miliar, juga luasnya wilayah jangkauan jaringan irigasi pertanian yang harus dibangun. Ia menambahkan, penyusunan desain rinci jaringan irigasi Bendung Gerak itu, diusahakan rampung secepatnya. Dengan pertimbangan, pembangunan Bendung Gerak, diperkirakan Maret 2012 sudah rampung."Dengan rampungnya pembangunan Bendung Gerak, jaringan irigasi bisa langsung dibangun, karena sudah ada desain rincinya, " katanya menjelaskan. Bendung Gerak Padang yang dibangun sejak 5 Mei 2009 dengan dana Bank Dunia sebesar Rp360 miliar, memiliki bentangan 1.841,752 meter. Bendung tersebut mampu menampung air sebanyak 13 juta meter kubik dari daerah tangkapan air seluas 12,467 km2. Sementara itu, Staf Ahli Bupati Bojonegoro Bidang Pembangunan, Tedjo Sukmono menambahkan, mengatasi kekeringan di daerah Bojonegoro, di rencanakan juga dibangun Bendung Gerak Karangnongko, di Bengawan Solo, di Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo dan Desa Ngrawoh, Kecamatan Kradenan, Blora, Jateng. (*).

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011