Bojonegoro - Pemkab Bojonegoro, Jatim, masih menunggu realisasi dibangunnya gedung pengungsi korban banjir luapan Bengawan Solo, yang dijanjikan Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jateng, karena tanah seluas 1,8 hektare, sudah tersedia. "Tanah sudah tersedia di utara Bengawan Solo di Desa Trucuk, Kecamatan Trucuk, hanya kapan dibangun belum ada kejalasan, " kata Kepala Bagian Administrasi Perlengkapan Pemkab Bojonegoro, Nuzulul Hudaya, Sabtu. Ia mengatakan, tanah yang dibeli dari masyarakat, dengan harga sekitar Rp800 juta dari APBD 2010 tersebut, sudah siap ditempati lokasi gedung pengungsi banjir luapan Bengawan Solo. Dipilihnya, lokasi tanah di utara Bengawan Solo, dengan pertimbangan, jumlah korban banjir cukup banyak, dibandingkan dengan warga di wilayah selatan Bengawan Solo. "Harapan kami, pembangunan gedung bisa dilaksanakan secepatnya," katanya menambahkan. Menurut dia, pembangunan gedung lokasi pengungsi tersebut, ditangani oleh Pemerintah Pusat, lewat Balai Besar Bengawan Solo di Solo. Pemkab, hanya menyediakan tanah yang akan dimanfaatkan untuk lokasi gedung tempat pengungsian itu. Berdasarkan rencana awal, gedung dilengkapi dapur umum, wc umum dan berbagai keperluan pengungsi lainnya, seperti pusat belanja. "Kalau musim kemarau, gedung bisa dimanfaatkan untuk keperluan hajatan warga," katanya. Ia menjelaskan, gagasan pembangunan gedung lokasi pengungsi tersebut, dengan pertimbangan masyarakat korban banjir Bengawan Solo, harus bisa hidup berdampingan dengan bencana banjir, tanpa terganggu aktivitasnya. "Pembangunan gedung lokasi pengungsi merupakan salah satu penanganan korban banjir Bengawan Solo, disamping program pengendalian banjir Bengawan Solo lainnya," katanya menjelaskan. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011