Kediri - Bangunan Sekolah Dasar Negeri II Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, ambruk, sehingga kegiatan belajar mengajar terganggu. Lisa, salah seorang warga Kediri, mengatakan, ambruknya bangunan itu terjadi pada Jumat sekitar pukul 04.00 WIB. Suaranya runtuhan bangunan yang cukup keras, membuat dia terbangun dari tidurnya. "Keras sekali suaranya, saya dengar dari dalam rumah," katanya ditemui di rumahnya. Jarak antara rumah Lisa dengan sekolahan sekitar satu kilometer. Ia menyebut, bangunan di sekolah itu memang tidak layak pakai. Selain sudah dimakan usia, karena dibangun sekitar tahun 1980an itu tidak pernah tersentuh perbaikan. "Harusnya diperbaiki. Kasihan anak-anak kalau mau sekolah," katanya singkat. Bangunan di sekolah itu memang memprihatinkan. Seluruh ruangan di sekolah itu sudah tidak layak huni. Bahkan, ada dua bangunan yang roboh. Gentingnya sudah jatuh ke tanah dan temboknya sudah hancur. Papan nama di sekolah itu juga sudah hilang setengahnya, hingga sulit dikenali nama sekolah itu. Aktivitas kegiatan belajar mengajar anak di tempat itu juga berjalan tidak normal, akibat ruang kelas yang terbatas. Hanya ada dua ruangan yang difungsikan, yaitu digunakan untuk ruangan guru dan anak-anak untuk belajar. Bahkan, seluruh anak dijadikan satu lokasinya untuk kegiatan belajar mengajar. Mereka harus bergantian untuk belajar, karena ruang kelas yang terbatas. Selain digunakan untuk anak-anak mulai kelas satu sampai enam, ruangan itu juga digunakan untuk anak-anak yang sekolah di pendidikan anak usia dini (PAUD). Jumlah anak di sekolah itu juga semakin lama semakin berkurang. Saat ini, jumlah anak yang duduk di kelas satu sampai enam ada 20 anak. Sementara, yang duduk di PAUD ada sekitar 10 anak. "Tiap tahun semakin sedikit. Rata-rata orang tua khawatir, anaknya terluka kejatuhan bangunan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, jadinya mereka enggan menyekolahkan anaknya di sekolah ini," kata Yun, salah seorang guru. Ia mengatakan, untuk PAUD pada tanggal 25 Desember 2011 rencananya akan dipindah ke salah satu rumah guru di Kecamatan Semen. Hal itu disebabkan, sudah tidak memungkinkannya ruang kelas di tempat itu digunakan. "Namun, untuk SD, kelihatannya belum ada tindak lanjut. Nantinya, akan mengudang dulu wali murid, jika ada kesepakatan anaknya dipindah, nanti oleh sekolah akan dibuatkan surat pindah," ucapnya. Budi, salah seorang murid kelas dua di sekolah itu mengaku tidak nyaman belajar. Ia merasa khawatir terlebih lagi saat penghujan. Selain bocor, suara denyit dari bangunan juga keras terdengar. "Rasanya tidak nyaman belajar. Maunya sekolah saya diperbaiki, agar kami bisa kembali nyaman sekolah," kata Budi. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011