Tim SAR gabungan akhirnya menghentikan pencarian satu nelayan yang dilaporkan hilang usai mengalami kecelakaan laut di perairan Teluk Prigi, Trenggalek.
"Sesuai SOP, pencarian dihentikan tapi jejaring komunikasi tetap dilakukan untuk memantau keberadaan korban," kata Kepala Polairud Prigi, Aipda Maryanto di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, Trenggalek, Senin.
Penghentian terpaksa dilakukan karena setelah tujuh hari pencarian belum ditemukan tanda-tanda keberadaan Suprayitno (46), anak buah kapal KMN SB Bharokah yang mengalami kecelakaan laut di lepas perairan Teluk Prigi pada Selasa (23/3).
Jejaring komunikasi itu dilakukan hingga kepada para nelayan yang ada di wilayah Pacitan dan Tulungagung.
Petugas meminta kepada para nelayan kedua wilayah itu untuk memberitahukan kepada petugas jika menjumpai tanda-tanda keberadaan ABK yang dilaporkan hilang pascakecelakaan laut bersama nakhodanya itu, dalam keadaan hidup ataupun mati.
Dalam kasus itu, nakhoda kapal ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
"Sebelumnya kami juga melakukan pencarian hingga wilayah Perairan Tulungagung, namun korban belum ditemukan," imbuhnya.
Dalam proses pencarian itu, petugas mengerahkan satu unit perahu karet dari Basarnas Pos SAR Trenggalek hingga perahu-perahu nelayan.
Selama pencarian gabungan itu, ada sebanyak enam hingga 10 perahu nelayan dikerahkan untuk mencari korban yang mengalami kecelakaan di sekitar 6-7 mil laut dari bibir pantai.
Operasi, kata dia, terkadang terkendala kondisi cuaca hingga gelombang tinggi.
"Namun hingga tujuh hari pencarian, korban belum ditemukan. Basarnas menyatakan hari ini operasi SAR resmi ditutup, dilanjutkan dengan jejaring komunikasi," ujarnya.
Sebelumnya pada Selasa (23/3) KMN SB Bharokah dilaporkan mengalami kecelakaan laut sepekan lalu. Kecelakaan itu mengakibatkan Kaseri (59) pemilik kapal dan nakhoda KMN SB Bharokah meninggal.
Sementara ABK kapal bernama Suprayitno (46) dilaporkan hilang. Kedua nelayan itu berasal dari Teluk Prigi.
Kecelakaan laut itu disebabkan oleh kerusakan mesin yang membuat kerusakan kemudi sehingga membuat kapal hilang kendali.
Saat kapal tengah terombang ambing di lautan, tiba-tiba kapal tersapu gelombang hingga membuat kapal pecah usai menghantam karang. Kerusakan kapal itu sempat dilaporkan ke PPN Prigi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Sesuai SOP, pencarian dihentikan tapi jejaring komunikasi tetap dilakukan untuk memantau keberadaan korban," kata Kepala Polairud Prigi, Aipda Maryanto di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, Trenggalek, Senin.
Penghentian terpaksa dilakukan karena setelah tujuh hari pencarian belum ditemukan tanda-tanda keberadaan Suprayitno (46), anak buah kapal KMN SB Bharokah yang mengalami kecelakaan laut di lepas perairan Teluk Prigi pada Selasa (23/3).
Jejaring komunikasi itu dilakukan hingga kepada para nelayan yang ada di wilayah Pacitan dan Tulungagung.
Petugas meminta kepada para nelayan kedua wilayah itu untuk memberitahukan kepada petugas jika menjumpai tanda-tanda keberadaan ABK yang dilaporkan hilang pascakecelakaan laut bersama nakhodanya itu, dalam keadaan hidup ataupun mati.
Dalam kasus itu, nakhoda kapal ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
"Sebelumnya kami juga melakukan pencarian hingga wilayah Perairan Tulungagung, namun korban belum ditemukan," imbuhnya.
Dalam proses pencarian itu, petugas mengerahkan satu unit perahu karet dari Basarnas Pos SAR Trenggalek hingga perahu-perahu nelayan.
Selama pencarian gabungan itu, ada sebanyak enam hingga 10 perahu nelayan dikerahkan untuk mencari korban yang mengalami kecelakaan di sekitar 6-7 mil laut dari bibir pantai.
Operasi, kata dia, terkadang terkendala kondisi cuaca hingga gelombang tinggi.
"Namun hingga tujuh hari pencarian, korban belum ditemukan. Basarnas menyatakan hari ini operasi SAR resmi ditutup, dilanjutkan dengan jejaring komunikasi," ujarnya.
Sebelumnya pada Selasa (23/3) KMN SB Bharokah dilaporkan mengalami kecelakaan laut sepekan lalu. Kecelakaan itu mengakibatkan Kaseri (59) pemilik kapal dan nakhoda KMN SB Bharokah meninggal.
Sementara ABK kapal bernama Suprayitno (46) dilaporkan hilang. Kedua nelayan itu berasal dari Teluk Prigi.
Kecelakaan laut itu disebabkan oleh kerusakan mesin yang membuat kerusakan kemudi sehingga membuat kapal hilang kendali.
Saat kapal tengah terombang ambing di lautan, tiba-tiba kapal tersapu gelombang hingga membuat kapal pecah usai menghantam karang. Kerusakan kapal itu sempat dilaporkan ke PPN Prigi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024