Sejumlah umat Kristiani dari Gereja Katolik Santo Mikael menggelar tradisi visualisasi Jalan Salib rangkaian perayaan Tri Hari Suci Paskah 2024, untuk mengenalkan dan merasakan kembali jalan cinta yang ditempuh oleh Yesus Kristus dalam menebus dosa umat dan menjadikannya sebagai persekutuan murid-muridNya.
Bruder Gereja Katolik Santo Mikael Bernardinus Mei di Surabaya, Jumat, mengatakan untuk tema tahun ini yang disepakati oleh tim Komkat Keuskupan Surabaya adalah "Menghidupi Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik di Lingkungan dan Stasi".
"Dengan tema ini kami diajak untuk menyadari bahwa sekalipun kecil dan sederhana, persekutuan umat di lingkungan dan stasi membawa dalam dirinya sifat hakiki Gereja Kristus yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik," ucap Bernardinus.
Selain itu, kata dia, lingkungan dan stasi bukanlah sebatas kumpulan umat Katolik yang tinggal berdekatan di teritorial tertentu.
"Namun lingkungan dan stasi merupakan cara hidup persekutuan murid-murid Kristus yang hidupnya berdekatan dalam teritorial dengan batas-batas tertentu," katanya.
Tak hanya itu, hal tersebut juga sebagai cara hidup, lingkungan dan stasi yang memiliki lima aspek menggereja, yaitu pewartaan, peribadatan, persekutuan, kesaksian dan pelayanan masyarakat.
Oleh karena itu, lanjutnya, selama masa Prapaskah diajak untuk bertobat dan memperbaharui hidup dan merenungkan kembali sebagai murid-murid Kristus.
"Kami juga diajak untuk merenungkan kembali hidup sebagai murid-murid Kristus. Benarkah mengikuti jalan cinta yang berani berkurban seperti yang dilalui Yesus, atau masih terbelenggu jalan egoisme dan cinta diri yang mengorbankan Tuhan dan sesama," ujarnya.
Sementara itu, seorang umat Kristiani yang berperan sebagai Yesus Kristus bernama Oswald Theovanis mengatakan sangat tertantang dan ingin mencobanya lagi di tahun depan.
"Baru pertama kali saya memerankan Yesus, seru dan saya merasa tertantang, semoga tahun depan saya bisa memerankannya lagi," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Bruder Gereja Katolik Santo Mikael Bernardinus Mei di Surabaya, Jumat, mengatakan untuk tema tahun ini yang disepakati oleh tim Komkat Keuskupan Surabaya adalah "Menghidupi Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik di Lingkungan dan Stasi".
"Dengan tema ini kami diajak untuk menyadari bahwa sekalipun kecil dan sederhana, persekutuan umat di lingkungan dan stasi membawa dalam dirinya sifat hakiki Gereja Kristus yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik," ucap Bernardinus.
Selain itu, kata dia, lingkungan dan stasi bukanlah sebatas kumpulan umat Katolik yang tinggal berdekatan di teritorial tertentu.
"Namun lingkungan dan stasi merupakan cara hidup persekutuan murid-murid Kristus yang hidupnya berdekatan dalam teritorial dengan batas-batas tertentu," katanya.
Tak hanya itu, hal tersebut juga sebagai cara hidup, lingkungan dan stasi yang memiliki lima aspek menggereja, yaitu pewartaan, peribadatan, persekutuan, kesaksian dan pelayanan masyarakat.
Oleh karena itu, lanjutnya, selama masa Prapaskah diajak untuk bertobat dan memperbaharui hidup dan merenungkan kembali sebagai murid-murid Kristus.
"Kami juga diajak untuk merenungkan kembali hidup sebagai murid-murid Kristus. Benarkah mengikuti jalan cinta yang berani berkurban seperti yang dilalui Yesus, atau masih terbelenggu jalan egoisme dan cinta diri yang mengorbankan Tuhan dan sesama," ujarnya.
Sementara itu, seorang umat Kristiani yang berperan sebagai Yesus Kristus bernama Oswald Theovanis mengatakan sangat tertantang dan ingin mencobanya lagi di tahun depan.
"Baru pertama kali saya memerankan Yesus, seru dan saya merasa tertantang, semoga tahun depan saya bisa memerankannya lagi," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024