Dokter Spesialis Neurologi dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Mahar Mardjono Jakarta, dr Asnelia Devicaesaria mengungkapkan tidur yang baik hanya memerlukan waktu awal selama lima hingga lima belas menit.
Baca juga: Tidur habis sahur dapat menyebabkan asam lambung naik
"Karena sebetulnya, -tidur yang baik- meningkatkan konsentrasi. Aktivitas kita jadi lebih baik, badan kita fit, mood kita juga baik. Kalau mood baik, kita tidak gampang emosional dan semuanya bisa lebih terkontrol," katanya.
Karena itu, Asnelia menyarankan masyarakat untuk tidur sesuai dengan waktu yang disarankan oleh ahli kepada setiap orang, untuk masing-masing usia.
Ia menjelaskan, kebutuhan tidur pada bayi berusia 18 bulan umumnya membutuhkan tidur 12-14 jam setiap hari, balita usia 3-6 tahun dengan 11-13 jam, anak usia 6-12 tahun dengan 10 jam, remaja usia 12-18 tahun dengan 8-9 jam, dewasa usia 18-40 tahun dengan 7-8 jam setiap hari, dan lansia dengan 7 jam per hari. Demikian juga pada lansia berusia 60 tahun ke atas, dengan kebutuhan tidur cukup 6 jam per hari.
Meski demikian, Asnelia menegaskan tidur tidak hanya ditentukan oleh jumlah waktunya, namun juga diiringi dengan kualitas tidur yang baik.
"Jadi yang dibutuhkan untuk istirahat tidur ini adalah bukan seolah-olah jumlah jam, tapi dibutuhkan kualitasnya juga, bagus nggak tidurnya?" katanya.
Guna meningkatkan kualitas tidur, Asnelia menganjurkan kepada masyarakat agar menghindari olahraga berat pada malam hari, menghindari kafein pada sore dan malam hari, serta tidak menggunakan alat elektronik seperti telepon selular sebelum tidur, agar proses tidur menjadi lebih mudah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Prosesnya, atau mulai awalnya saja kita sekitar 5-15 menit. Jadi kalau bapak/ibu yang mulai tidurnya lebih dari 15 menit sampai 30 menit-an mungkin, nah ini mungkin ada kelainan pada tidurnya," katanya dalam diskusi tentang kesehatan tidur yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Asnelia mengungkapkan, kelainan atau gangguan tidur dapat mengganggu irama sirkardian atau jam biologis pada tubuh, di mana tubuh memiliki jadwal dalam memproduksi hormon-hormon tertentu, pada waktu tertentu.
Ia menyebutkan, gangguan tidur dapat menyebabkan sejumlah risiko seperti obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Sedangkan tidur yang baik justru dapat mencegah dari berbagai penyakit tersebut.
Baca juga: Tidur habis sahur dapat menyebabkan asam lambung naik
"Karena sebetulnya, -tidur yang baik- meningkatkan konsentrasi. Aktivitas kita jadi lebih baik, badan kita fit, mood kita juga baik. Kalau mood baik, kita tidak gampang emosional dan semuanya bisa lebih terkontrol," katanya.
Karena itu, Asnelia menyarankan masyarakat untuk tidur sesuai dengan waktu yang disarankan oleh ahli kepada setiap orang, untuk masing-masing usia.
Ia menjelaskan, kebutuhan tidur pada bayi berusia 18 bulan umumnya membutuhkan tidur 12-14 jam setiap hari, balita usia 3-6 tahun dengan 11-13 jam, anak usia 6-12 tahun dengan 10 jam, remaja usia 12-18 tahun dengan 8-9 jam, dewasa usia 18-40 tahun dengan 7-8 jam setiap hari, dan lansia dengan 7 jam per hari. Demikian juga pada lansia berusia 60 tahun ke atas, dengan kebutuhan tidur cukup 6 jam per hari.
Meski demikian, Asnelia menegaskan tidur tidak hanya ditentukan oleh jumlah waktunya, namun juga diiringi dengan kualitas tidur yang baik.
"Jadi yang dibutuhkan untuk istirahat tidur ini adalah bukan seolah-olah jumlah jam, tapi dibutuhkan kualitasnya juga, bagus nggak tidurnya?" katanya.
Guna meningkatkan kualitas tidur, Asnelia menganjurkan kepada masyarakat agar menghindari olahraga berat pada malam hari, menghindari kafein pada sore dan malam hari, serta tidak menggunakan alat elektronik seperti telepon selular sebelum tidur, agar proses tidur menjadi lebih mudah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024