Komunitas Gusdurian mengajak semua elemen masyarakat untuk turut membantu meringankan beban masyarakat yang terdampak gempa di Pulau Bawean.
Koordinator Gusdurian Peduli Gus Aak Abdullah Alkudus dalam keterangannya di Bawean, Gresik, Minggu, mengatakan puluhan ribu Warga Bawean masih belum berani tinggal di rumah, memilih mengungsi di tenda-tenda darurat yang terbuat dari terpal seadanya.
"Puluhan ribu pengungsi itu terkonsentrasi di beberapa titik lokasi pengungsian, salah satunya di kecamatan Tambak dengan fasilitas pengungsian seadanya, ditambah lagi air sumur keruh dan berwarna kecokelatan," ucapnya.
Menurut data yang dihimpun pihaknya, di Kecamatan Tambak, 387 rumah dilaporkan rusak berat, sedangkan 906 rumah rusak sedang dan 1.354 rumah rusak ringan.
Kemudian, 25 Masjid, 70 mushola, 56 sekolah dan 12 kantor layanan publik juga terdampak gempa.
Baca juga: BNPB akan perbaiki kerusakan rumah korban akibat gempa di Pulau Bawean
Sementara, para pengungsi di Kecamatan Tambak terdiri dari 6.203 Anak-anak, 8.563 Dewasa dan 2.508 pengungsi lansia.
"Pada Sabtu (23/4) malam, kami menggelar rapat koordinasi penangan bencana gempa di Pulau Bawean bersama GUSDURian Peduli. Hasilnya, Senin ini sudah akan dilakukan pelatihan relawan untuk melakukan Kaji Cepat atau penilaian terhadap kebutuhan penanganan bencana di lokasi gempa," ujarnya.
Selain itu, sejumlah lokasi pengungsian juga belum memiliki fasilitas memadai, misalnya di Desa Dagangan yang tidak miliki tenda dan toilet memadai, termasuk dapur umum.
Oleh karena itu, lanjut Gus A'ak, tim tanggap bencana di lokasi gempa saat ini memprioritaskan penanganan kebutuhan dasar untuk pengungsi.
"Kebutuhan itu diantaranya, dapur umum, sembako, tenda, selimut, tikar atau matras, obat-obatan, air minum, lampu untuk tenda, gas LPG dan sarung," katanya.
Baca juga: Masyarakat Tambak Bawean berharap didirikan posko gempa
Secara teknis sebagai pulau kecil, kata dia, Bawean memiliki tingkat kesulitan tersendiri bagi tim tanggap bencana untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.
“Karena itu, relawan lokal berperan besar membantu penyaluran bantuan, sehingga respons akan lebih cepat dan efektif,” tuturnya.
GUSDURIan Peduli, lanjutnya, menyalurkan donasi bencana gempa Bawean, melalui rekening BCA 8610603999 atas nama Yayasan Jaringan Gusdurian Peduli.
"Narahubung bisa kontak di nomor 0822-5900-6523 atas nama Ridho," katanya.
Sementara, putri bungsu KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Inaya Wahid mengajak kepedulian semua pihak, melakukan penanganan serius terhadap gempa Pulau Bawean mengingat dampak yang begitu besar.
"Sebagai bagian dari masyarakat, kita harus bahu-membahu sebab ini membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Koordinator Gusdurian Peduli Gus Aak Abdullah Alkudus dalam keterangannya di Bawean, Gresik, Minggu, mengatakan puluhan ribu Warga Bawean masih belum berani tinggal di rumah, memilih mengungsi di tenda-tenda darurat yang terbuat dari terpal seadanya.
"Puluhan ribu pengungsi itu terkonsentrasi di beberapa titik lokasi pengungsian, salah satunya di kecamatan Tambak dengan fasilitas pengungsian seadanya, ditambah lagi air sumur keruh dan berwarna kecokelatan," ucapnya.
Menurut data yang dihimpun pihaknya, di Kecamatan Tambak, 387 rumah dilaporkan rusak berat, sedangkan 906 rumah rusak sedang dan 1.354 rumah rusak ringan.
Kemudian, 25 Masjid, 70 mushola, 56 sekolah dan 12 kantor layanan publik juga terdampak gempa.
Baca juga: BNPB akan perbaiki kerusakan rumah korban akibat gempa di Pulau Bawean
Sementara, para pengungsi di Kecamatan Tambak terdiri dari 6.203 Anak-anak, 8.563 Dewasa dan 2.508 pengungsi lansia.
"Pada Sabtu (23/4) malam, kami menggelar rapat koordinasi penangan bencana gempa di Pulau Bawean bersama GUSDURian Peduli. Hasilnya, Senin ini sudah akan dilakukan pelatihan relawan untuk melakukan Kaji Cepat atau penilaian terhadap kebutuhan penanganan bencana di lokasi gempa," ujarnya.
Selain itu, sejumlah lokasi pengungsian juga belum memiliki fasilitas memadai, misalnya di Desa Dagangan yang tidak miliki tenda dan toilet memadai, termasuk dapur umum.
Oleh karena itu, lanjut Gus A'ak, tim tanggap bencana di lokasi gempa saat ini memprioritaskan penanganan kebutuhan dasar untuk pengungsi.
"Kebutuhan itu diantaranya, dapur umum, sembako, tenda, selimut, tikar atau matras, obat-obatan, air minum, lampu untuk tenda, gas LPG dan sarung," katanya.
Baca juga: Masyarakat Tambak Bawean berharap didirikan posko gempa
Secara teknis sebagai pulau kecil, kata dia, Bawean memiliki tingkat kesulitan tersendiri bagi tim tanggap bencana untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.
“Karena itu, relawan lokal berperan besar membantu penyaluran bantuan, sehingga respons akan lebih cepat dan efektif,” tuturnya.
GUSDURIan Peduli, lanjutnya, menyalurkan donasi bencana gempa Bawean, melalui rekening BCA 8610603999 atas nama Yayasan Jaringan Gusdurian Peduli.
"Narahubung bisa kontak di nomor 0822-5900-6523 atas nama Ridho," katanya.
Sementara, putri bungsu KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Inaya Wahid mengajak kepedulian semua pihak, melakukan penanganan serius terhadap gempa Pulau Bawean mengingat dampak yang begitu besar.
"Sebagai bagian dari masyarakat, kita harus bahu-membahu sebab ini membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024