Pasien di Rumah Sakit Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur telah dimasukkan kembali ke kamar perawatan setelah sempat dievakuasi keluar gedung, menyusul gempa bermagnitudo 6,5 yang terjadi di 130 kilometer timur laut Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Jumat.

Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Unair Martha Kurnia Kusumawardani di Surabaya, Jumat malam mengatakan pasien-pasien tersebut dimasukkan kembali ke ruang perawatan usai berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya.

"Pasien yang telah dievakuasi ke luar gedung, secara bertahap sejak sore tadi telah dimasukkan kembali ke dalam kamar perawatan rumah sakit dengan tetap mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi," kata Martha.

Martha menyebutkan prosedur baku yang dilakukan RS Unair apabila terjadi gempa bumi (Code Green) adalah pasien dan semua pengunjung dievakuasi dari gedung rumah sakit untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, terutama pada pasien.

"RS Unair telah melaksanakan penanganan sesuai SOP terkait musibah gempa yang terjadi, termasuk dengan mengamankan pasien serta pasien rentan (bayi)," ujarnya.

"Kami juga telah memastikan bahwa tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti penculikan bayi dan anak (code Pink) serta pasien ICU," tambahnya.

Pihaknya memastikan tidak ada korban jiwa yang diakibatkan oleh bencana gempa bumi yang berdampak pada RS Unair.

"RS Unair selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik termasuk keamanan pasien saat terjadi bencana," katanya.
 

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024