Petugas Balai POM di Kediri dengan Dinas Kesehatan Kota Blitar, Jawa Timur menggelar inspeksi mendadak (sidak) aneka jajanan pasar yang dijual di pasar kaget di Jalan Kenanga, Kota Blitar.
Pengawas Farmasi Makanan Ahli Muda Balai POM di Kediri Dian Reni mengatakan pihaknya melakukan sidak memastikan bahwa makanan yang dijual tidak mengandung bahan berbahaya. Dengan itu, makanan yang dijual ke konsumen dipastikan aman.
"Pembeli harus paham tapi penjual juga harus memastikan keamanan pangannya," katanya di Blitar, Rabu.
Ia menjelaskan terdapat tiga tingkat cemaran pangan yang bisa mengganggu kesehatan, yaitu cemaran fisik seperti rambut, staples, kerikil. Kemudian cemaran kimia seperti bahan berbahaya boraks, formalin, rodhamin b dan metanil yellow.
Selanjutnya, ada cemaran mikrobiologi. Untuk mengantisipasi kebersihan dan sanitasi dari cemaran mikrobiologi tersebut salah satunya dengan tidak menggunakan alas koran untuk makanan.
Pihaknya telah melakukan pengujian dengan mengambil 17 jenis makanan sebagai sampel. Isi dari makanan itu beragam seperti tahu isi, sosis, pangsit, minuman es mutiara dan beberapa jenis lainnya. Selain itu, makanan yang diambil sebagai sampel itu juga punya beragam warna.
"Kami melakukan pengujian 17 jenis makanan. Pengujian kami ada boraks, formalin dan pewarna tekstil. Dari 17 sampel itu, tiga sampel diduga mengandung bahan berbahaya rhodamin b pewarna merah," kata dia.
Rhodamin B, yaitu zat pewarna berupa serbuk kristal berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau, serta mudah larut dalam larutan. Zat warna sintetis ini banyak digunakan dalam industri tekstil, kertas, dan percetakan.
Konsumsi rhodamin b dalam jangka panjang diketahui dapat terakumulasi di dalam tubuh dan dapat menyebabkan gejala pembesaran hati dan ginjal, gangguan fungsi hati, kerusakan hati, gangguan fisiologis tubuh, atau bahkan bisa menyebabkan timbulnya kanker hati.
Namun, ia menegaskan hasil itu masih perlu dilakukan uji konfirmasi ke laboratorium untuk benar-benar memastikan kandungan yang ada di dalam makanan tersebut.
Dirinya juga berharap konsumen lebih jeli dalam membeli barang.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Blitar Agus Sabtoni mengatakan kegiatan sidak ini sengaja dilakukan untuk memastikan makanan dan minuman yang dijual di ini aman saat dikonsumsi masyarakat.
"Di Kota Blitar ada pasar takjil dan kami bersama BPOM Kediri melakukan sidak dan uji cepat makanan dan minuman di lokasi," kata Agus Sabtoni.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Pengawas Farmasi Makanan Ahli Muda Balai POM di Kediri Dian Reni mengatakan pihaknya melakukan sidak memastikan bahwa makanan yang dijual tidak mengandung bahan berbahaya. Dengan itu, makanan yang dijual ke konsumen dipastikan aman.
"Pembeli harus paham tapi penjual juga harus memastikan keamanan pangannya," katanya di Blitar, Rabu.
Ia menjelaskan terdapat tiga tingkat cemaran pangan yang bisa mengganggu kesehatan, yaitu cemaran fisik seperti rambut, staples, kerikil. Kemudian cemaran kimia seperti bahan berbahaya boraks, formalin, rodhamin b dan metanil yellow.
Selanjutnya, ada cemaran mikrobiologi. Untuk mengantisipasi kebersihan dan sanitasi dari cemaran mikrobiologi tersebut salah satunya dengan tidak menggunakan alas koran untuk makanan.
Pihaknya telah melakukan pengujian dengan mengambil 17 jenis makanan sebagai sampel. Isi dari makanan itu beragam seperti tahu isi, sosis, pangsit, minuman es mutiara dan beberapa jenis lainnya. Selain itu, makanan yang diambil sebagai sampel itu juga punya beragam warna.
"Kami melakukan pengujian 17 jenis makanan. Pengujian kami ada boraks, formalin dan pewarna tekstil. Dari 17 sampel itu, tiga sampel diduga mengandung bahan berbahaya rhodamin b pewarna merah," kata dia.
Rhodamin B, yaitu zat pewarna berupa serbuk kristal berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau, serta mudah larut dalam larutan. Zat warna sintetis ini banyak digunakan dalam industri tekstil, kertas, dan percetakan.
Konsumsi rhodamin b dalam jangka panjang diketahui dapat terakumulasi di dalam tubuh dan dapat menyebabkan gejala pembesaran hati dan ginjal, gangguan fungsi hati, kerusakan hati, gangguan fisiologis tubuh, atau bahkan bisa menyebabkan timbulnya kanker hati.
Namun, ia menegaskan hasil itu masih perlu dilakukan uji konfirmasi ke laboratorium untuk benar-benar memastikan kandungan yang ada di dalam makanan tersebut.
Dirinya juga berharap konsumen lebih jeli dalam membeli barang.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Blitar Agus Sabtoni mengatakan kegiatan sidak ini sengaja dilakukan untuk memastikan makanan dan minuman yang dijual di ini aman saat dikonsumsi masyarakat.
"Di Kota Blitar ada pasar takjil dan kami bersama BPOM Kediri melakukan sidak dan uji cepat makanan dan minuman di lokasi," kata Agus Sabtoni.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024