Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKAD) Jawa Timur komitmen meneruskan sosialisasi elektronifikasi transaksi pemerintah daerah (ETPD).

Kepala BPKAD Jatim Aris Mukiyono dalam siaran pers diterima di Surabaya, Kamis pagi, ia menyebut terdapat dua manfaat penerapan ETPD.

“Yakni memperbaiki pengelolaan keuangan daerah menjadi efisien, transparan serta akuntabel yang bisa meningkatkan pendapatan asli daerah,” ujarnya.

Manfaat lainnya, kata dia, meningkatnya penerapan ETPD di Jawa Timur sehingga dapat memperoleh juara di “Championship 2024”.

“Semangat ini yang akan terus kita bangun bersama tim pengelola keuangan di daerah,” ucapnya.

Langkah tersebut juga selaras dengan Keppres Nomor 3 Tahun 2021 tentang Satgas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah, serta Permendagri nomor 56 tahun 2021 tentang tim percepatan perluasan digitalisasi daerah. 

Salah satu program yang diterapkan untuk mendorong perwujudan ETPD adalah focus group discussion (FGD) 20 Februari lalu yang dihadiri badan pengelola keuangan daerah se-Jatim.

Peserta FGD mendapat penjelasan langsung tentang sistem dan manfaat pengelolaan keuangan berbasis digital.

Aris Mukiyono juga mengapresiasi persentase implementasi ETPD di Jatim pada 2023. Dari 38 kabupaten dan kota, persentase implementasi ETPD di atas 87 persen.

Dua daerah paling atas adalah Kabupaten Blitar dan Ngawi, persentasenya mencapai 100 persen. Lalu daerah lain berada di kisaran 87,5 persen hingga 99,25 persen.

“Kami optimistis, kegiatan FGD akan mendorong semangat implementasi ETPD pada semua daerah di Jatim,” katanya.

Pada forum tersebut, BPKAD Jatim menghadirkan analis perbankan dari Bank Indonesia Siti Seniorita yang menjelaskan digitalisasi merambah pada semua aspek. Termasuk pola penggunaan sistem digital yang mengalami peningkatan setelah COVID-19.

Seniorita juga memaparkan lima langkah percepatan transformasi digital yang dilakukan pemerintah, yaitu percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur serta peningkatan layanan internet.

Lalu mempersiapkan roadmap transformasi digital pada sektor yang strategis, kemudian percepat integrasi pusat data nasional.

Berikutnya menyiapkan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) talenta digital, serta secepatnya menyiapkan skema pendanaan dan pembiayaan agar disiapkan.

Pewarta: Hanif Nasrullah

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024