Surabaya - Tabungan mencatatkan angka pertumbuhan tertinggi dibandingkan dana pihak ketiga (DPK) lainnya yang dihimpun Bank BNI Wilayah Surabaya. "Tabungan sampai dengan September 2011 menyumbang 46,9 persen DPK yang dihimpun BNI yakni sekitar Rp204,4 triliun atau naik 11 persen dibandingkan tahun lalu," kata Chief Executive Officer BNI Wilayah Surabaya, Sukarno, di Media Gathering and Regional Press Conference, di Surabaya, Jumat malam . Menurut dia, DPK lainnya disumbang oleh pendanaan giro senilai Rp3,1 triliun atau tumbuh 14,32 persen sampai dengan September 2011 dibandingkan September 2010. "Sementara, kontribusi deposito sampai dengan September 2011 menyumbang senilai Rp6,9 triliun atau meningkat 12,9 persen dibandingkan periode sama tahun lalu," ujarnya. Sementara itu, laba bersih yang dibukukan sampai September 2011 meningkat 37 persen menjadi Rp4,06 triliun dibandingkan periode serupa tahun 2010. "Sedangkan total aset, kami juga naik sebesar 19 persen menjadi Rp260,7 triliun dibandingkan periode sama tahun 2010," katanya. Terkait penyaluran kredit, ia mengatakan bahwa kredit tumbuh 27 persen menjadi Rp160,7 triliun. Dari kredit yang disalurkan, kredit macet (Non Performing Loan) turun menjadi 3,8 persen sampai dengan September 2011. "Padahal, sampai dengan September tahun lalu pencapaian NPL kami mencatatkan 4,2 persen," katanya. Menyikapi kondisi tersebut, Regional Chief Economist BNI, Rudi Purwono, menambahkan, kondisi penyaluran kredit di Jatim termasuk BNI menunjukkan performa sangat bagus. "Bahkan, diperkirakan dapat menjadi solusi perekonomian Indonesia untuk mengantisipasi pengaruh krisis ekonomi Amerika Serikat dan Eropa," katanya. Ketika perbankan asing sulit menyalurkan dananya, maka dana yang tersimpan di perbankan nasional dapat menjadi "buffer stock" bagi perekonomian Indonesia, demikian Rudi Purwono. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011