Bojonegoro - Jajaran Dinkes Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan kejadian luar biasa (KLB) untuk penyebaran penyakit difteri, karena ditemukannya tiga penderita difteri yang masih berusia anak-anak dan orang dewasa. "Dengan ditemukannya tiga penderita difteri, sudah masuk KLB, sebab difteri tergolong penyakit menular," kata Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Harjono, di sela-sela sosialisasi dan penanggulangan penyakit difteri, Selasa. Acara tersebut dihadiri jajaran dinkes, termasuk kepala puskesmas, bidan desa, seluruh camat, kepala desa, tim penggerak PKK, dan tokoh masyarakat. Ia mengungkapkan, dalam empat tahun terakhir di Bojonegoro, selalu ditemukan penderita difteri, namun belum pernah ada laporan penderita difteri yang meninggal dunia. Berdasarkan data, jumlah penderita difteri pada 2010 sebanyak lima penderita, pada 2009 mencapai empat penderita dan 2008 ada tiga penderita. "Meskipun belum ada penderita difteri yang meninggal dunia, kita tetap waspada untuk tidak menyebar," katanya menjelaskan. Ia menjelaskan, tiga penderita difteri di Bojonegoro ditemukan di Desa Klangon, Kecamatan Kota, dengan pasien usia lima tahun, pada 12 Februari, di Desa Kedewan, Kecamatan Kedewan, dengan usia 52 tahun, pada Agustus lalu. Selain itu, juga ditemukan lagi di Desa Tanjung, Kecamatan Tambakrejo, usia delapan tahun, pada 15 November. Berdasarkan temuan itu, lanjutnya, Dinkes melakukan pemetaan desa yang mempunyai risiko tinggi terserang difteri karena ditemukannya kasus difteri. Sebagai antisipasi dilakukan upaya aktif melengkapi imunisasi dasar pada anak melalui ORI (Outbreak Response Imunization). Selain itu, lanjutnya, dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya difteri dan upaya pencegahannya, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan kemungkinan penolakan terhadap imunisasi. Langkah lainnya yaitu, penguatan sistem kewaspadaan dini terhadap KLB penyakit menular potensial wabah, baik di rumah sakit maupun di masyarakat dan meningkatkan cakupan imunisasi. "Dari ketiga penderita difteri, terungkap sebelum ini tidak pernah menjalani imunisasi," jelasnya. Gubernur Jawa Timur, jelasnya, telah menetapkan KLB pada 10 Oktober 2011 karena sebanyak 34 dari 38 kabupaten/kota di Jatim terserang penyakit difteri, termasuk Kabupaten Bojonegoro. Di Jawa Timur, hingga Oktober ini, ditemukan 333 kasus difteri dengan 11 penderita di antaranya meninggal dunia. "Penderita difteri biasa muncul pada anak-anak, selain ada juga yang ditemukan pada orang dewasa," katanya menambahkan. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011