Pacitan - Ratusan hektare tanaman cengkih di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur mengalami kerusakan sangat parah akibat serangan hama atau bakteri pembunuh kayu cengkih (BPKC) yang menyerang sejumlah perkebunan di wilayah tersebut sejak kurun setahun terakhir. "Serangan hama BPKC paling banyak terjadi di Kecamatan Nawangan. Beberapa daerah di kecamatan lain juga mengalami serangan serupa, tapi volume kerusakannya tidak separah di Nawangan," ungkap Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Pacitan Ruminanto, Selasa. Ia memberi gambaran, luas area serangan hama BPKC yang telah terdeteksi Dishutbun Pacitan mencapai kisaran lima persen dari total luas lahan perkebunan cengkeh di daerah tersebut yang mencapai sekitar 7.600 hektare. Intensitas serangan hama disebutkan mulai terjadi sejak setahunan lalu, dengan konsentrasi di wilayah Nawangan. Namun karena proses pembasmian cukup sulit dan tidak cukup hanya menggunakan semprotan pestisida, hama yang menyerang bagian kayu pada tanaman-tanaman cengkeh itu dengan cepat meluas ke daerah-daerah sekitarnya. "Serangan BPKC membuat petani berada pada posisi dilematis, karena untuk menghentikan serangan tidak ada cara lain selain mencabut batang tanaman," ujarnya. Berdasar data di Dishutbun Pacitan, pada tahun 2008 lalu jumlah panen cengkih di daerah tersebut tercatat mencapai 584 ton, namun jumlah itu masih turun dibanding tahun 2007 yang sempat mencapai 741 ton. Beberapa petani di Kabupaten Pacitan mengaku masih jera untuk kembali menggeluti usaha pertanian cengkeh, sekalipun untuk skala perkebunan rakyat yang luasnya hanya beberapa hektare. Besarnya modal serta lamanya usia tanaman cengkih mulai dari fase tanam bibit hingga akhirnya bisa dipanen biasanya membutuhkan waktu hingga tiga tahun lebih. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011